Hai, Kamu..
Lelaki Misterius yang beberapa waktu kebelakang menyabotase
imajiku.
imajiku.
Bahkan sampai saat ini pun masih kamu yang membajak dunia khayalku.
Iya, di setiap malamku.
Ah, tidak.
Setiap waktuku, dalam khayalku, selalu ada kamu.
Lelaki Misterius.
Entah mengapa aku menyebutmu Lelaki Misterius.
Padahal aku
sudah tahu namamu.
sudah tahu namamu.
Aku sudah lihat rupamu, pun mendengar suaramu.
Aku tahu
pekerjaanmu, bahkan aku pun tahu keluargamu –hanya beberapa, sih-.
pekerjaanmu, bahkan aku pun tahu keluargamu –hanya beberapa, sih-.
Tapi sepertinya
aku akan tetap memanggilmu Lelaki Misterius.
aku akan tetap memanggilmu Lelaki Misterius.
Mungkin… karena kamu memang terlalu Misterius bagiku.
Lebih
tepatnya terlalu pendiam.
tepatnya terlalu pendiam.
Sehingga melahirkan banyak teka teki.
Ah, lebih
tepatnya terlalu banyak pertanyaan dalam dunia khayalku akan kamu.
tepatnya terlalu banyak pertanyaan dalam dunia khayalku akan kamu.
Lelaki
Misterius.
Misterius.
Hai, Kamu..
Lelaki Misterius yang masih selalu kurapalkan namamu dalam
setiap sujudku.
setiap sujudku.
Maukah kamu membantuku barang sedikit saja?
Bantu aku menjawab semua tanda tanya tentangmu.
Agar aku
bisa lebih mengenalmu.
bisa lebih mengenalmu.
Bisa lebih dekat denganmu.
Dan mungkin bisa masuk ke
duniamu, yang masih misterius itu.
duniamu, yang masih misterius itu.
Yaa.. tentu saja aku butuh bantuanmu.
Karena aku tidak
secerdas Conan Edogawa ataupun Sherlock Holmes yang dengan mudahnya memecahkan
kasus misteri sesulit apapun.
secerdas Conan Edogawa ataupun Sherlock Holmes yang dengan mudahnya memecahkan
kasus misteri sesulit apapun.
Atau setidaknya, jangan berlama-lama membajak duniaku, ya..
Dear,
Lelaki Misterius.
Lelaki Misterius.
Tertanda, Aku.
Leave a Reply