Kali ini dia yang datang
mengunjungiku dalam mimpi.. bukan kamu..
mengunjungiku dalam mimpi.. bukan kamu..
Dia yang tidak pernah terpikirkan
olehku, tidak berani memikirkan lebih tepatnya. Dia yang berada jauh di sana, di
pulau sebrang.
olehku, tidak berani memikirkan lebih tepatnya. Dia yang berada jauh di sana, di
pulau sebrang.
Entah kapan terakhir kali aku berbincang dengan dia.
Kita sebut saja Mr. Perfect.
Iya, dia memang terlalu sempurna
untukku. Perawakan menarik, kehidupan yang mapan dan taat beragama. Calon imam
yang diidamkan banyak gadis.
untukku. Perawakan menarik, kehidupan yang mapan dan taat beragama. Calon imam
yang diidamkan banyak gadis.
Dan, hal tersebut yang membuatku
heran akan mimpi dini hari tadi. Dia, yang hampir tidak pernah
terlintas dalam benakku, tiba-tiba datang dalam mimpi yang bisa dibilang indah
dan romantis.
heran akan mimpi dini hari tadi. Dia, yang hampir tidak pernah
terlintas dalam benakku, tiba-tiba datang dalam mimpi yang bisa dibilang indah
dan romantis.
Dalam mimpi tersebut aku dan dia
tak banyak bicara, lebih banyak diam. Terkadang bercanda saat berjalan
bersisian menuju rumah salah seorang sahabat kecil kami.
tak banyak bicara, lebih banyak diam. Terkadang bercanda saat berjalan
bersisian menuju rumah salah seorang sahabat kecil kami.
Dalam mimpi tersebut aku dan dia
memang sedang menuju ke rumah salah seorang sahabat kami sejak kecil untuk
mengantarkan sebuah buku. Ah, lebih tepatnya dia menemaniku mengantarkan buku
tersebut.
memang sedang menuju ke rumah salah seorang sahabat kami sejak kecil untuk
mengantarkan sebuah buku. Ah, lebih tepatnya dia menemaniku mengantarkan buku
tersebut.
Aku dan dia berjalan bersisian,
sambil sesekali bercanda, dan kemudian tangan kami bersentuhan tanpa sengaja. Ada
getaran asing saat itu, entah apa.
sambil sesekali bercanda, dan kemudian tangan kami bersentuhan tanpa sengaja. Ada
getaran asing saat itu, entah apa.
Kemudian kami saling diam, kikuk. Tapi hanya
beberapa saat. Karena kemudian dia mendekatkan lagi tangannya ke tanganku,
menggenggam tanganku, menyelipkan jari-jarinya di antara jari-jariku.
beberapa saat. Karena kemudian dia mendekatkan lagi tangannya ke tanganku,
menggenggam tanganku, menyelipkan jari-jarinya di antara jari-jariku.
Senyum
merekah indah di wajahnya, pun denganku. Dan getaran itu datang lagi, namun kali ini terasa
lebih indah.
merekah indah di wajahnya, pun denganku. Dan getaran itu datang lagi, namun kali ini terasa
lebih indah.
Sepanjang jalan itu, kami
membisu. Namun tangan kami tetap menyatu, dalam genggaman. Dan senyum tetap
melekat pada wajah kami masing-masing.
membisu. Namun tangan kami tetap menyatu, dalam genggaman. Dan senyum tetap
melekat pada wajah kami masing-masing.
Begitu sampai di rumah sahabat
kami, secara otomatis tangan kami terlepas. Tapi tidak dengan senyum di wajah
kami. Tetap melekat indah. Hingga membuat sahabat kami sedikit curiga, dan
mulai menerka-nerka apa yang terjadi antara aku dan dia.
kami, secara otomatis tangan kami terlepas. Tapi tidak dengan senyum di wajah
kami. Tetap melekat indah. Hingga membuat sahabat kami sedikit curiga, dan
mulai menerka-nerka apa yang terjadi antara aku dan dia.
Ah.. tapi mimpinya hanya sampai
di situ saja. Alarm pagi sudah memanggil untuk bangun.
di situ saja. Alarm pagi sudah memanggil untuk bangun.
Bangun tidur dengan senyuman
merekah di wajah, alis yang sedikit naik dan kening berkerut.
merekah di wajah, alis yang sedikit naik dan kening berkerut.
Oh, tapi itu hanya mimpi, bunga tidur.
Mimpi yang bisa di bilang indah.
Bersama dia, sahabat kecilku
(^_^)
nb: picture taken from here
keep dreaming unte,
someday ur dreams will come true 😀
AMIINNN….