• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Ini yang Ku Pilih

July 7, 2014 by Nurul Aria Leave a Comment

Ini yang Ku Pilih
By Nurul Aria
“Ma, Akbar mau pergi dulu, ya..” pamit Akbar pada mamanya.
“Mau kemana kamu?” Tanya Bu Tari, mamanya, heran melihat Akbar berpakaian rapi, kemeja biru berpadu celana jins berwarna gelap lengkap dengan sepatu kets kesayangannya.
“Akbar mau…” Akbar menggantung jawabannya, ia tahu mamanya tak akan mengizinkannya pergi jika ia berkata yang sebenarnya “Akbar mau jalan-jalan ke Mall, Ma sama teman-teman.” Ujar Akbar berbohong.
“Ya sudah, pulangnya jangan malam-malam, ya”
‘Maafin Akbar, Ma’ ujar Akbar dalam hati saat mencium tangan mamanya, kemudian pamit pergi.
Hari ini, Akbar akan mengikuti casting untuk menjadi seorang pemain sinetron. Sejak kecil, Akbar selalu bermimpi bisa menjadi seorang bintang film atau sinetron ternama seperti aktor idolanya Mathias Muchus dan Didi Petet. Ya, Akbar memang menyukai seni peran. Makanya sejak SMP hingga sekarang, Akbar tergabung dalam kelompok teater yang membuatnya semakin mencintai seni peran dan bermimpi bisa menjadi artis.
Tapi ternyata, semua tak berjalan dengan mudah. Kecintaan Akbar terhadap seni peran tak mendapat restu dari sang Mama. Entah karena alasan apa sang Mama tidak menyukai Akbar menjadi seorang artis sesuai impiannya. Bahkan pernah ibu dan anak ini bertengkar hanya karena Akbar bergabung dalam kelompok teater. Hal tersebut yang membuat Akbar terpaksa berbohong pada mamanya selama ini. Akbar secara diam-diam tanpa sepengetahuan sang Mama tetap bergelut dalam dunia seni peran. Berbagai macam alasan ia buat agar tetap bisa menikmati kecintaannya terhadap seni peran ini. Seperti hari ini, Akbar berbohong untuk kesekian kalinya pada wanita yang paling dihormatinya itu untuk bisa keluar rumah dan mengikuti casting.
***
“Abang kemana, Ma?” tanya Rinta, adik Akbar, ketika melihat Mamanya sedang duduk sendiri di ruang tengah.
“Jalan-jalan ke Mall sama teman-temannya.” Jawab bu Tari. “Kamu baru bangun?” tanya Bu Tari yang melihat anak gadisnya masih menggunakan piyama tidurnya.
“Jam segini ke mall??” tanya Rinta heran, karena jam dinding di rumahnya masih menunjukkan pukul sembilan pagi. ‘Pasti Abang bohong lagi sama Mama’ ujar Rinta dalam hati.
Selama ini Rinta memang tahu, kalau satu-satunya kakak lelaki yang ia miliki itu sering berbohong pada mamanya. Akbar memang sering curhat pada Rinta tentang kecintaannya pada seni peran dan juga ketidaksukaan mama mereka akan seni peran. Rinta selalu menjadi pendengar yang baik untuk abang yang sangat disayanginya itu, juga selalu menyimpan rahasia abangnya. Hal tersebut dilakukannya karena tak ingin melukai perasaan mama juga abangnya yang sama-sama ia sayangi. Tapi, semakin lama ia menyimpan rapat rahasia abangnya ini, Rinta semakin merasa bersalah pada mamanya. Satu-satunya orang tua yang Rinta dan abangnya miliki, setelah kepergian papa saat mereka masih sangat kecil.
“Kok bengong saja, Rin?” tanya Bu Tari yang melihat anaknya berdiri mematung di dekatnya itu. “Mandi dulu sana, habis itu bantuin Mama masak, ya” lanjut Bu Tari. Rinta hanya tersenyum sambil mengangguk, kemudian berbalik menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, Rinta langsung mengambil ponselnya dan mengirimkan sms untuk abangnya. Kemudian Rinta meletakkan poselnya di atas tempat tidurnya dan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya tersebut untuk mandi seperti yang diperintahkan mamanya tadi.
***
Drrttt.. drtt..

Ponsel Akbar bergetar dua kali, menandakan ada sms yang masuk dalam ponselnya. Dari Rinta, adik semata wayang yang sangat disayanginya.
From: Rintul [08993245xxxx]
Bohong lg sm Mama, bang? Mau smp kpn bohong terus? Abang ga kasihan sm Mama??
“Hmm…” Akbar hanya bisa menarik napas dalam saat membaca sms dari adiknya tersebut, kemudian teringat akan kejadian tadi pagi ketika ia pamit pergi pada mamanya. Langsung saja ia membalas sms tersebut
To: Rintul [08993245xxxx]
Abang terpaksa Rin, hari ini abang casting utk sinetron doakan smga abang lolos ya.
Hanya itu balasan Akbar untuk adiknya. Saat ini hatinya sedang berkecamuk antara grogi karena casting dan merasa bersalah karena telah berbohong pada mamanya, wanita yang paling disayanginya selain adiknya.
“Hey ganteng, yey ikutan casting juga, ya?” sapa seorang lelaki dengan gaya kemayu yang sudah duduk di sampingnya.
“I-iya, mas juga ikut casting” jawab Akbar tergagap karena kaget disapa oleh lelaki tersebut.
“Yey jangan panggil eike mas, dong. Nggak lihat apa eike cantik gini, panggil eike ses Merry.” Ujar lelaki kemayu ini sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Mencoba tetap bersikap sopan, Akbar pun menjabat tangan halus lelaki tersebut sambil mengucapkan namanya “Akbar”
“Iih, cucok deeh sama body, yey” ujar Merry genit, matanya terus memperhatikan Akbar dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Muka ganteng, body keren. cucok deh, yaa.. hahah” lanjut Merry masih dengan gayanya yang kemayu dan genit, membuat Akbar sedikit bergidik ngeri pada awalnya.
Selama menunggu giliran casting, Merry selalu mengajak ngobrol Akbar tentang dunia entertainment yang akan dimasuki Akbar jika lolos casting nanti. Banyak informasi tentang dunia keartisan yang ia dapat dari obrolannya bersama Merry yang ternyata berprofesi sebagai make up artist itu. Bahkan Merry sempat menawarinya jalan pintas jika memang Akbar sangat ingin menjadi seorang artis. Kebetulan Merry banyak kenal dengan produser dan sutradara yang sering memakainya jasanya sebagai make up artist untuk film dan sinetron mereka.
***
1 bulan kemudian.
“Darling, yey lolos casting, loh. Bisa datang ke kantor PH kan, buat tandatangan kontrak?” ujar suara genit di seberang ketika Akbar menerima telepon di ponselnya.
“Serius, beb? Aku diterima??” Tanya Akbar tak percaya pada pendengarannya.
“Yes darling, yey di-te-ri-ma. Sekarang langsung capcus ke kantor PH, ya. Yey ditunggu sama bos, tandatangan kontrak.” Jawab suara genit di sebrang.
“Oke.. Oke.. Wait me!!” Ujar Akbar riang.
Setelah menutup telepon, tanpa berpamitan dengan orang rumah, Akbar bergegas berangkat menuju kantor PH di wilayah Selatan Jakarta. Hatinya sangat gembira, akhirnya mimpinya untuk menjadi seorang artis sudah di depan mata.
Merry benar-benar memenuhi janjinya itu. Sejak bertemu Merry di tempat casting dan bertukar nomor telepon, Akbar memang semakin dekat dengan Merry. Merry membantu Akbar dalam banyak hal, terutama yang berhubungan dengan dunia keartisan. Dan Akbar tidak menyia-nyiakan bantuan yang diberikan Merry, karena Akbar ingin secepatnya meraih impiannya menjadi seorang artis. Tidak mudah memang, karena ternyata Merry tidak memberikan semua itu dengan cuma-cuma.
“Akika naksir yey, mas ganteng” ujar Merry genit saat itu, hal yang mampu membuat Akbar terkejut.
Bagaimana tidak, seorang laki-laki kemayu menyatakan perasaan sukanya pada Akbar. Entah apa yang ada di benak Akbar saat itu, hingga membuatnya menerima semua kebaikan Merry, termasuk menjadi ‘teman dekat’ nya Merry.
Selama masa produksi sinetron, hubungan Akbar dengan Merry semakin intim, karena Merry dipercaya sebagai make up artist hingga akhir produksi. Tidak ada yang curiga dengan keakraban Merry dan Akbar selama di lokasi syuting, karena mereka berdua melakukannya secara profesional. Mereka bersikap seperti biasa di lokasi syuting, namun intim di luar lokasi syuting. Dan karena sikap Merry yang memang supel dan genit terhadap semua crew juga pemain, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Akbar semakin menikmati hubungan ‘rahasia’nya dengan Merry. Segala yang Akbar inginkan selalu di penuhi oleh Merry, walaupun Akbar juga harus memenuhi apa yang diinginkan oleh Merry, kasih sayang dan perhatian seorang kekasih.
Semakin lama, Akbar semakin merasa nyaman setiap bersama Merry, laki-laki kemayu yang selalu memanjakannya. Rasa nyaman yang sudah lama tidak ia rasakan semenjak Papa dan Mamanya bercerai.
Akbar kecil memang sangat dekat dengan papanya. Dan kedekatannya dengan Merry, membuat Akbar rindu sosok seorang Ayah. Sehingga Akbar melampiaskan rasa rindunya itu pada Merry, yang sudah di anggapnya sebagai seorang Ayah, Ibu, sahabat juga kekasih.  

***
“Rin, sebenarnya kakakmu itu kerja apa, sih? Kok Mama lihat lebih sering pulang pagi, bahkan pernah beberapa hari tak pulang. Tapi setiap Mama tanya, Abangmu hanya diam” Tanya Bu Tari pada Rinta anak bungsunya saat sarapan.
“Ehh, Rinta kurang tahu, Ma. Bang Akbar nggak pernah cerita.” Jawab Rinta berbohong. Sebenarnya ia tahu kalau abangnya sedang sibuk syuting sinteron.
“Benar kamu nggak tahu?” selidik Bu Tari lagi. Yang hanya dijawab anggukan oleh Rinta.
“Hmm.. Ma, Rinta boleh tanya sesuatu nggak?” tanya Rinta ragu.
“Tanya apa, sayang?” tanya Bu Tari lembut.
“Rinta boleh tahu nggak, kenapa Mama nggak suka kalau bang Akbar jadi artis?”
Bu Tari hanya terdiam. Angannya kembali ke masa lalu, ketika ia memutuskan bercerai dengan suaminya,  Ayah dari kedua anaknya, dan menjadi single parent bagi kedua anaknya.
“Apa ini ada hubungannya sama Papa, Ma?” tanya Rinta lagi karena melihat reaksi mamanya yang hanya terdiam mematung. “Maa..” kali ini Rinta menyentuh tangan mamanya.
“Hehh.. Sepertinya sudah saatnya kamu tahu alasan Mama bercerai dengan Papamu dulu.” Ujar Bu Tari sambil mengatur gemuruh di dadanya.
Rinta hanya memperhatikan mamanya dalam diam. Dan Bu Tari melanjutkan perkataannya.
“Mama dan Papa bercerai karena…” Bu Tari terdiam sejenak, mengumpulkan kekuatan untuk menceritakan masa lalunya yang pahit itu. “Karena Papa kamu selingkuh.” Dan Rinta masih terdiam membisu.
“Papa kamu selingkuh bukan dengan wanita, tapi dengan… pria” Bu Tari mencoba tetap tegar dalam mengucapkan kata ‘Pria’ tersebut.
“Maksud Mama, Papa gay?” Rinta seakan tak percaya dengan pendengarannya.
“Iya, Papa kamu penyuka sesama jenis. Sebenarnya Mama sudah curiga sejak lama. Dan akhirnya Mama mengetahui kebenarannya, karena Mama tidak sengaja melihat Papamu dan teman laki-lakinya di Hotel tempat kantor Mama mengadakan acara. Awalnya Mama berpikir mereka hanya relasi kerja, tapi melihat gerak-gerik mereka yang menunjukkan kemesraan layaknya sepasang kekasih, membuat Mama curiga. Mama ikuti mereka, dan ternyata mereka menuju salah satu kamar di Hotel tersebut.” Bu Tari menghentikan ceritanya, kemudian menghapus air mata yang mengalir membasahi kedua pipinya. Rinta masih terdiam, masih belum percaya dengan apa yang didengarnya saat ini.
“Karena curiga dan penasaran, akhirnya Mama memberanikan diri masuk tanpa permisi ke dalam kamar tersebut yang ternyata tidak dikunci. Dan, kecurigaan Mama terbukti juga. Mama melihat adegan yang lebih mesra dari sebelumnya antara Papa kamu dan lelaki itu.” Bu Tari semakin tak kuasa menahan air matanya. Rinta memeluk mamanya yang kali ini terlihat sangat rapuh itu.
“Tapi Ma, hubungannya dengan keinginan Bang Akbar jadi artis apa?” tanya Rinta sedikit bingung.
“Karena… Teman laki-laki Papamu itu… Seorang artis sinetron yang saat itu sedang naik daun. Dan setelah itu Mama jadi tahu, bahwa lelaki itu juga yang memberikan Papamu banyak hadiah dan uang untuk Kamu dan Abang kamu.” Bu Tari terdiam sejenak.
“Mama kecewa dengan Papa kamu. Itu sebabnya, Mama lebih memilih bercerai dari Papa kamu dan membesarkan kalian sendiri, tanpa seorang suami. Dan Mama tidak akan menikah lagi, karena Mama trauma dengan kejadian itu. Karena itu juga Mama tidak suka Abang kamu memilih profesi sebagai Artis. Dunia entertain tidak semudah dan seenak yang kalian pikirkan” Lanjut Bu Tari. Rinta semakin erat memeluk mamanya.
“Maafin Rinta, Ma.. Kalau Rinta tahu ceritanya seperti ini, Rinta nggak akan menanyakan hal ini.” Ujar Rinta merasa bersalah, karena mamanya harus membuka lagi luka lama yang sudah ditutup rapat.
Akbar terdiam mematung dalam kamarnya, ia mendengar semua percakapan antara  adiknya, Rinta dan Mamanya dari balik pintu kamarnya. Akbar semakin shock, ketika menyadari bahwa ia tak jauh beda dengan papanya yang telah menyakiti mamanya demi lelaki lain. Akbar teringat hubungan ‘rahasia’nya dengan Merry, yang Ia lakukan demi mencapai impiannya menjadi seorang artis terkenal, hal yang tidak di sukai mamanya.
“Maafin Akbar, Ma.. Akbar janji, Akbar nggak akan ngecewain Mama lagi..” Ucapnya dalam hati.

***


******************************************************************************
Ini tulisan gue dari tahun 2013 yang ga pernah dipublish. lupa nyimpen di mana sebenernya. pas lagi ngutakngatik gdrive, ketemu tulisan ini yang seharusnya udah di edit bareng mbak Irene. tapi malah gada yang editan dari mbak Irenenya. hiihi…
Dan ini tulisan pertama gue yang temanya LGBT.
Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Aku Titipkan Cinta

KESERUAN MELIHAT PROSES SHOOTING SINETRON TITIPKAN AKU CINTA

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

CICA Acne Care

ATASI JERAWAT MEMBANDEL DENGAN N’PURE CICA SERIES ACNE CARE

BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON Annyeong Y BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON

Annyeong Yeorobun...

Siapa nih, di sini yang masih suka nonton sinetron di layar kaca?

Meskipun sekarang lagi demam K-Drama ataupun Western Series, tapi sinetron Indonesia tetap banyak peminatnya, loh.

Dan Minggu lalu, saya baru aja berkunjung ke lokasi shooting sinetron terbaru di @antv_official yang berjudul Aku Titipkan Cinta. Cerita lengkap tentang keseruan saya dan berapa blogger lain saat melihat proses shooting sinetron Aku Titipkan Cinta ini sudah saya posting di www.perspektifrula.com, yaa (link ada di bio).

Oh iya, sinetron yang dibintangi pasutri yang selalu tampil mesra ini juga bisa dilihat via Live Streaming di TikToknya @antv_official ,loh! 

So, yang penasaran mau lihat @citraciki dan @thereal_rezkyadhitya main sinetron bareng jangan lupa nonton di antv setiap hari pukul 17.00-19.00 ya, bun. 😉

Ps: sutradara Sinetron Aku Titipkan Cinta ini @sondang.pratama , loh ternyata 

#AkuTitipkanCintaAntv #SinetronKeren #ANTVLebihBerwarna
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5)

“Nis…” Panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

Dialihkannya lensa berwarna kecokelatan itu menatap lelaki berkacamata di hadapannya ini. 

“Pertama. Sebagai lelaki, jujur aku emang lega banget pas tahu kalo kamu gak ada hubungan spesial dengan Bang Dyon. And I feel like, aku masih punya kesempatan buat deketin kamu lagi.” ucap Juna langsung pada intinya, yang tanpa sadar menghadirkan semburat merah di kedua pipi Nisa. 

“Yang kedua…" ada jeda di saat lelaki itu membenarkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan, "Sebagai dokter, aku akan bersikap profesional dan aku akan fokus cari solusi perawatan terbaik untuk penyakit kamu ini.” tambahnya lagi. “So, aku harap kamu bisa kooperatif selama prosesnya nanti.” suasana yang sudah mencair, kembali kaku lagi.

“Kamu yakin aku bisa sembuh, Jun?” Nisa mempertanyakan penjelasan Juna barusan. Yang ia perhatikan, lelaki dari masa lalunya ini masih bergeming.

“I’ll try my best, Nis.” Jawab Juna mencoba untuk meyakinkan pujaan hatinya tersebut. “Namun, mungkin prosesnya nanti gak bisa dibilang mudah juga ya, Nis.” lanjut Juna lagi. 

Kemudian lelaki yang memiliki rahang tegas ini menjelaskan rencana terapi yang sudah dia siapkan untuk Nisa. Siluet yang semakin terlihat tegas kala lelaki itu dalam mode serius semakin terpampang nyata di hadapan Nisa. 

Hingga…

"Can I ask something?" Nisa menginterupsi lelaki berlesung pipit di hadapannya yang langsung menatapnya sambil berkata…

"About?"

"Untuk terapinya, kira kira bisa ditunda dulu gak ya, Jun?" Ada ragu yang tersirat.

"Boleh aku tanya kenapa?" Tatapan heran yang Nisa lihat kini. 

"As you know, Ken dan Lala akan nikah less than three months from now. And both of us, terutama gue bakal sibuk banget dampingin Lala as her bridesmaid." Nisa menjeda sesaat untuk menarik napasnya agak dalam. Ada rasa tak nyaman yang seketika muncul di area leher belakangnya.

"And honestly, she doesn't know about all of this" lanjutnya.
~~~

Gimana menurut kalian, bun?

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED] W MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED]

Welcome to July, Yeorobunn!

Gak berasa ya, udah masuk ke pertengahan tahun 2022 aja. 

Dan di awal bulan Juli ini saya mau bagi bagi hadiah, ah.

Ada total hadiah 7pcs Rendang Chips untuk 7 orang pemenang dari @laukkriuk.gll , loh!

How to win?
1. Follow @rulachubby dan @laukkriuk.gll
2. Jawab pertanyaan berikut di kolom komen: "Apa yang pertama terlintas di benak kamu kalau dengar kata RENDANG CHIPS ?". Cukup jawab 1 kali aja. Jangan lupa ajak 3 orang teman kamu untuk ikutan Giveaway ini, ya!
3. Share postingan ini di IG Story kamu. Tag @rulachubby dan @laukkriuk.gll , yaa.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 1 Juli 2022 - 4 Juli 2022 jam 18.00.
5. Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 4 Juli 2022 jam 21.00 yaa, bun!

GOOD LUCK!!

#Giveaway #RendangChips #RulaGiveaway #RulaRekomen
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4)

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

"Dokter Edo ngomong gitu sama, lo?" Nisa tergelak mendengar jawaban Juna. "Mau aja lo dikerjain Bang Edo." lanjutnya lagi yang membuat Juna semakin bingung dengan reaksi Nisa yang terlihat santai dalam menyebut kakak sepupunya itu

"Eh, tapi gak salah juga sih kalo gue jadi salah satu orang terpenting di hidupnya Bang Edo" ucap Nisa sambil tersenyum. Juna masih menatap Nisa dengan heran.

Yang ditatap hanya tertawa kecil melihat keheranan lelaki berlesung pipit itu.

"Bang Edo itu tunangannya kakak Gue, Kak Mitha. Dan emang kakak gue segitu sayangnya sama gue, apalagi pas tau penyakit gue ini." Jelas Nisa yang kemudian berubah sendu lagi saat membahas penyakitnya. Secepat itu emosinya berubah ketika teringat tujuan utama dia datang ke sini.

"Oalah... calon kakak ipar ternyata" berbalik dengan Nisa, Juna justru tersenyum bahagia. Tak bisa ia sembunyikan lagi rasa lega saat mendengar penjelasan gadis berhijab di hadapannya ini.

"Seneng banget kayaknya, Jun." ujar Nisa saat melihat Juna yang tak berhenti tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya itu. Keindahan yang sudah lama tidak Nisa lihat.

"Seneng karena setidaknya aku gak harus bersaing dengan kakak sepupuku sendiri" ujar Juna lirih, namun masih tertangkap pendengaran Nisa.

"Jadi sebelumnya lo nebak gue pacarnya Bang Edo gitu, ya?" yang dibalas anggukkan oleh Juna. Nisa pun tergelak lagi melihat reaksi lelaki di hadapannya ini.

Melihat Nisa bisa tertawa lepas seperti ini, membuat Juna semakin jatuh hati untuk kesekian kalinya dengan perempuan yang akan jadi pasiennya ini. Seketika Juna tersadar.

"Nis..." panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

~~~

Cuma calon Kakak Ipar ternyata, Bun 😌😌..

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
안녕 친구들 Annyeong chingudeul! Udah kayak 안녕 친구들

Annyeong chingudeul!

Udah kayak Namjoon belom? #eh 

#RulaRandomThought
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3)

"So, gimana kondisi kamu sekarang?" Juna memecah keheningan di antara mereka. "Eh, ini kita santai aja gapapa ya, Nis?"

"Jadi, kamu udah tau penyakit aku sekarang" Oke, Nisa masih belum selesai memproses semuanya. 

"Iya, aku tahu penyakit kamu. Dan ya, aku pernah handle kasus serupa. Jadi aku akan bantu kamu untuk cari solusi dari penyakit kamu ini." Ujar lelaki berkacamata ini. "Itu juga yang jadi alasan kenapa bang Dyon, maksud aku, dokter Edo konsulin pasiennya ke aku, yang ternyata itu kamu." lanjutnya lagi.

"Bang Dyon?" tanya Nisa heran mendengar nama yang asing di telinganya. 

"Dokter Edo, dokter yang selama ini periksa kamu itu adalah sepupu aku, Nis. Aku biasa panggilnya Bang Dyon. Dyonisius Edo Dharmawan." jawab Juna. "Dan dia secara khusus minta aku untuk handle kasus kamu ini." lanjutnya lagi. 'Karena kamu orang terpenting di hidupnya, Nis' yang ini hanya terucap lirih dalam hati Juna.

"I see" Nisa hanya mengangguk angguk tanda mengerti.

"Sebelum kita lanjut bahas kasus kamu, ada yang masih ingin kamu tanyain?" Juna menatap Nisa yang masih terlihat bingung.

"Atau kamu gak nyaman karena dokter yg dirujuk ternyata aku? Nanti biar aku omongin ke Dokter Edo" tanya Juna lagi karena melihat Nisa yang masih bergeming.

"Eh, bukan begitu, Jun. Aku cuma masih memproses aja cara semesta mempertemukan kita lagi." ujar Nisa "Kebetulan yang aneh aja menurutku". lanjutnya.

"A lot of surprise, ya" imbuh Juna. yang dibalas anggukan oleh gadis berhijab di hadapannya. 

"Eng, tapi aku boleh tanya sesuatu gak, Nis?" Juna tak mampu lagi menahan rasa penasaran yang sejak tadi berputar di kepalanya. 

"Tentang?" Nisa menatap lelaki berkacamata tersebut heran.

"Kalo boleh tau, hubungan kamu dengan dokter Edo selain sebagai pasien dan dokter, sepertinya kalian juga dekat." Juna mengeluarkan rasa penasarannya.

"Kenapa nanya gitu?" yang malah menimbulkan pertanyaan baru dari Nisa.

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

~~~

Juna kepo dong, bun...😌😌

#TulisanRula #FlashFiction #NisaJuna #Fiksi

© 2019–2022 · Perspektif Rula by Belle Design Studio