• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Just Be Your Self, Ka

May 13, 2015 by Nurul Aria 14 Comments

Tok… tok… tok…
“Ka, lo udah rapi kan? Ka…..”
teriak suara perempuan dari balik pintu.
“Ka, jangan bilang lo masih belom
bangun, deh” teriak suara tersebut lagi kali ini diikuti dengan ketukan di
pintu yang lebih kencang.
Dika, yang masih meringkuk di dalam
selimut tebalnya untuk melawan hawa dingin pagi di hari libur ini, dengan
terpaksa menyingkirkan selimut kesayangannya itu dari tubuhnya dan bangkit dari
tempat tidur yang pagi itu memiliki daya gravitasi tinggi untuk menghampiri si
pembuat keributan.
Dengan langkah gontai Dika
menghampiri pintu kayu yang dilapisi cat berwarna tanah kemudian membukakan
pintu bagi perempuan yang sepagi buta ini sudah membuat keributan di depan
kamarnya.
“Bener, kan yang udah gue duga.
Lo masih tidur dan belom rapi” perempuan yang mengenakan kemeja flannel berwarna merah itu mendorong
paksa masuk kamar Dika, menghampiri kursi yang berada tak jauh dari meja
belajar Dika, kemudian menyerahkan handuk yang ia ambil dari kursi tersebut
pada Dika. “Cepetan mandi, gih. Lo kan udah janji mau nemenin gue weekend ini.” Kali ini perempuan
berkacamata itu mendorong Dika menuju kamar mandi yang terletak di sebelah
kanan pintu masuk.
***
“Kita mau ke mana, sih, Ren?”
Dika heran karena Renata, si-perempuan-pembuat-keributan-pagi-ini, mengajaknya
naik kendaraan umum. “Kenapa gak naik mobil gue aja, coba?”
“Kita mau keliling Jakarta naik
kendaraan umum. Kalo naik kendaraan pribadi mah gak ada seninya. Kena macet,
iya” Rena mencibirkan bibirnya di hadapan Dika.
Meskipun sering dibuat kesal
dengan sikap Rena yang seenak udelnya itu, tapi Dika tak pernah menolak
permintaan Rena, yang memang hampir selalu ajaib menurutnya.
Perempuan-pembuat-keributan-pagi-ini sudah Dika kenal sejak mereka masih
menimba ilmu di sekolah dasar. Saat itu Dika merupakan murid baru di sekolah
tersebut, dan hanya kursi di sebelah Rena yang kosong. Sehingga guru wali
kelasnya mempersilahkan Dika untuk duduk bersebelahan dengan Rena. Dan sejak
saat itu hingga siang ini mereka masih terus bersahabat.
“Jadi sebenarnya kita mau ke
mana, Rena?” ujar Dika setelah berada dalam commuterline tujuan Jakarta – Kota.
“Kita mau ke Kotu.” Jawab Rena
lantang
“Kotu?” Tanya Dika ulang.
“Iya, Kotu. Kota Tua. Jangan
bilang lo gak tau Kotu itu di mana deh?” Rena menyipitkan matanya saat menatap
Dika. Yang hanya dijawab Dika dengan senyuman datar.
“Emang ada apa aja di Kotu?”
Tanya Dika datar.
“Banyak museum di sana, Ka. Ada
Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Fatahilah, Museum Wayang,
Museum Keramik, dan banyak museum lainnya. Gak akan nyesel deh lo nemenin gue tour the museum hari ini” ujarnya
menjelaskan. “Dan nanti kalau sempat, kita juga ke Museum Gajah yang deket
Monas, ya”
“Maksudnya kalau sempat?” tanyaku
heran.
“Ya, soalnya kan museum itu
tutupnya jam tiga, Ka. Makanya gue ngajak lo dari pagi berangkatnya. Biar bisa
keliling-keliling museum. Gitu.”
***

“Ka, lo jangan jauh-jauh ya dari
gue. Entar kalo lo ilang, bisa berabe gue laporan ke Tante Dian.” Rena
mengingatkanku lagi untuk tetap berada di dekatnya setelah sampai di stasiun
Kota atau yang lebih dikenal dengan Beos ini.
“Nah, dari stasiun Kota ini kita
lewat pintu keluar yang sebelah kiri aja, Ka. Kita startnya dari MBM aja ya, baru ke MBI dan museum lainnya.” Rena
memulai tugasnya sebagai pemandu wisata bagi Dika yang memang baru pertama kali
menginjakkan kaki di daerah Kota ini.
Setelah menyeberang melalui
penyeberangan bawah tanah, Dika dan Rena memasuki sebuah bangunan tua berwarna
putih dengan tulisan Museum Bank Mandiri berwarna perak.
“Ini dulunya gedung milik
perusahaan dagang dari Belanda, Ka. Dan sekitar tahun enam puluh delapan,
gedung ini beralih jadi kantor pusat Bank Exim.” Rena mulai menjadi pemandu
wisata lagi.
Setelah menaiki tangga masuk ke
dalam Museum Bank Mandiri ini Dika melihat ruangan yang sangat luas dengan
beberapa koleksi yang menggambarkan aktifitas perbankan zaman dulu. Dika
terperangah dibuatnya. Terutama saat membalikkan badannya Dika melihat terdapat
hiasan ornamen berupa stained glass
berwarna warni di dinding atas dekat tangga yang menuju ke lantai atas. Stained
glass yang menggambarkan empat musim seperti musim yang dialami di kawasan
Eropa. Cantik. Hanya itu yang bisa Dika ucapkan dalam hatinya.  
Sudah selesai mengelilingi Museum
Bank Mandiri, dan meilhat koleksi lain yang ada di museum ini, akhirnya Rena
mengajaknya ke Museum Bank Indonesia, yang letaknya bersebelahan dengan Museum
Bank Mandiri.
“Nah, kalo di sini kita harus
menitipkan barang bawaan kita, Ka. Gak boleh dibawa masuk” ujar Rena sambil
berjalan menuju tempat penitipan tas. Kemudian mengeluarkan dompet dan
gadgetnya untuk dibawa berkeliling.
“Beli tiket masuknya di mana,
Ren?” tanya Dika polos. Karena sejak di Museum Bank Mandiri, Dika tidak melihat
Rena membeli tiket masuk ke Museum.
“Kalo di MBM sama MBI sih free,
Ka. Nanti di museum yang lain baru bayar tiket masuk. Yuk, masuk ke dalem. Lebih
banyak sejarahnya di sini.” Rena menarik tangan Dika untuk mengikutinya masuk.
Begitu memasuki ruang koleksi Museum
Bank Indonesia ini Dika melihat diorama dan display elektronik juga teknologi
modern lainnya yang menggambarkan sejarah perbankan di Indonesia. Baru kali ini
Dika menemukan museum yang menarik perhatiannya. Ya, mungkin juga karena Dika
hampir tidak pernah berkunjung ke museum, karena Dika memang kurang menyukai
sejarah.
“Kalo ruangan itu isinya emas
batangan, Ka. Replika, sih. Heheh. Dan ruangan ini berlapis baja super tebal,
loh.” Rena menjelaskan lagi.
“Kalo yang itu ruangan apa, Ren?”
Dika menunjuk salah satu ruangan yang agak gelap.
“Oh, itu ruangan koleksi mata
uang. Ruang Numismatik kalo gak salah. Ada mata uang dari berbagai negara juga
kok. Yuk, masuk” Rena mendahului Dika memasuki ruangan yang dindingnya
bercahaya itu.
…
Setelah puas mengelilingi Museum
Bank Indonesia, Dika dan Rena mampir sejenak di Café dekat Museum Fatahillah, Café
Batavia namanya. Beristirahat sejenak, sambil mengisi perut yang sudah protes
minta diisi. Dika menanyakan hal yang memang sejak awal mengganggu pikirannya.
“Lo kenapa tiba-tiba ngajak gue
jalan, Ren?” tanya Dika.
“Cuma pengen ngajak lo
seneng-seneng, sih. Gak lebih.” Jawab Rena santai sambil menguyah makannya.
“Pasti ada alasan lain, deh.”
“Hehe. Iya, iya. Gue emang gak
pernah bisa bohong ya sama lo, Ka. Lo macam cenayang aja, deh.” Rena meletakkan
sendoknya di atas piring. Kemudian menatap Dika, lekat.
“Kemarin Tante Dian telepon gue.
Tante bilang beberapa hari ini sikap lo aneh terus. Lebih banyak di kamar dan
seakan menghindari Tante Dian. Nah, Tante Dian khawatir anaknya kenapa-napa. Gue
deh yang jadi tumbal buat ngeluarin elo dari kamar.” Rena kemudian berdiri, dan
duduk di kursi kosong di sebelah kiri Dika. “Gue tahu, Ka, alasan lo bersikap
kayak gitu. Kalo emang lo gak mau Tante Dian tahu, ya jangan kayak gitu, lah. Malah
jadi curiga beliau kalo anaknya kenapa-napa.”
Dika termenung. Mengingat kejadian
beberapa hari kemarin yang memang membuatnya seakan tidak ingin bertemu dengan
dunia luar selain kamarnya lagi.
“Udah, jangan bengong. Cepetan abisin
makanan lo. Kita lanjut ke museum lainnya, yuk. Mumpung masih siang, nih. Nanti
keburu tutup.”  Rena menyadarkanku.
“Ren, lo gak jijik temenan sama
gue?” Dika bertanya saat perjalanan mereka menuju Museum Fatahillah.
“Jijik kenapa? Karena lo gay?”
Rena menoleh memandang Dika. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala. Rena
menghembuskan napasnya berat. “Awalnya gue kaget sih, Ka, denger rumor tentang
lo itu. Tapi, setelah gue pikir lagi. Itu hak lo, mau memilih jalan hidup
seperti apa. Yang penting lo bahagia dengan hidup lo sekarang. Dan masalah
keluarga lo, pelan-pelan lah bilang ke mereka. Pasti mereka akan paham. Be your self lah, Ka. Okeh!” Rena
menepuk pipi Dika hangat. Sehangat hatinya yang selalu mampu membuat Dika
merasa tidak sendirian di dunia ini.
***
words : 1203
Cerpen ini ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen dari Tiket.com dan nulisbuku.com #FriendshipNeverEnds #TiketBelitungGratis .
Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Comments

  1. Winda says

    June 7, 2020 at 00:47

    Ending yang tak terduga.. kupikir rena bakal nyatakan cintaa.. hahaha

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 7, 2020 at 06:54

      Ternyataaaa… oh ternyata ya miii

      Reply
  2. Febyanti Lestari says

    June 7, 2020 at 01:08

    dua perbedaan sifat antara Dika sama Renata yg mampu melengkapi satu sama lain yaa, suka banget ceritanya nih mom rula ku menunggu cerpen berikutnya

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 7, 2020 at 06:54

      Cerpen lainnya ada di kolom flashfiction kak.. cuss liat liat hihi

      Reply
  3. Alfa says

    June 7, 2020 at 08:55

    Jadi kangen jalan2 ke kota baca cerita ini.. hihi..

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 8, 2020 at 09:03

      Iya yaa.. udh lama ga jalan2 huhu.. semoga pandemi ini segera berlalu yaa.. biar bisabjalan2 lagii

      Reply
  4. Enny says

    June 7, 2020 at 12:59

    Kirain kenapa dika ngurung diri di kamar, ternyata karena itu. Boleh juga plot twistnya mbak. Semoga menamg kompetisinya ya.

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 8, 2020 at 09:02

      Hihi. Makasih kak.. udh lama itu kompetisinyaa🙈🙈

      Reply
  5. Ully says

    June 7, 2020 at 15:30

    Ini aku baca sampe serius apa, kan ternyata cerpen ala mom rul wkkwkw dan keren aih mom ini endingny pun bkin gemash sekali wkwkkw

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 8, 2020 at 09:02

      Gemashh yaaaa

      Reply
  6. Mirza Pradita says

    June 7, 2020 at 21:40

    Seperti biasa selalu suka cerpen yg dibuat Mama Adis. Ceritanya selalu beda & bikin ga nyangka jalan ceritanya

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 8, 2020 at 09:02

      Hihi makasih Tamirr😘

      Reply
  7. dhestiana says

    June 8, 2020 at 08:36

    Alamak kirain si rena atau si dika yg suka, ternyata si dika gay toh.

    Reply
    • Nurul Aria says

      June 8, 2020 at 09:01

      Begitulahhh makk🤭

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

CICA Acne Care

ATASI JERAWAT MEMBANDEL DENGAN N’PURE CICA SERIES ACNE CARE

Webinar PediaSure

ARGININ & VITAMIN K2, FORMULA BARU DALAM PEDIASURE YANG BERPERAN PENTING UNTUK MENCEGAH STUNTING

[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5)

“Nis…” Panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

Dialihkannya lensa berwarna kecokelatan itu menatap lelaki berkacamata di hadapannya ini. 

“Pertama. Sebagai lelaki, jujur aku emang lega banget pas tahu kalo kamu gak ada hubungan spesial dengan Bang Dyon. And I feel like, aku masih punya kesempatan buat deketin kamu lagi.” ucap Juna langsung pada intinya, yang tanpa sadar menghadirkan semburat merah di kedua pipi Nisa. 

“Yang kedua…" ada jeda di saat lelaki itu membenarkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan, "Sebagai dokter, aku akan bersikap profesional dan aku akan fokus cari solusi perawatan terbaik untuk penyakit kamu ini.” tambahnya lagi. “So, aku harap kamu bisa kooperatif selama prosesnya nanti.” suasana yang sudah mencair, kembali kaku lagi.

“Kamu yakin aku bisa sembuh, Jun?” Nisa mempertanyakan penjelasan Juna barusan. Yang ia perhatikan, lelaki dari masa lalunya ini masih bergeming.

“I’ll try my best, Nis.” Jawab Juna mencoba untuk meyakinkan pujaan hatinya tersebut. “Namun, mungkin prosesnya nanti gak bisa dibilang mudah juga ya, Nis.” lanjut Juna lagi. 

Kemudian lelaki yang memiliki rahang tegas ini menjelaskan rencana terapi yang sudah dia siapkan untuk Nisa. Siluet yang semakin terlihat tegas kala lelaki itu dalam mode serius semakin terpampang nyata di hadapan Nisa. 

Hingga…

"Can I ask something?" Nisa menginterupsi lelaki berlesung pipit di hadapannya yang langsung menatapnya sambil berkata…

"About?"

"Untuk terapinya, kira kira bisa ditunda dulu gak ya, Jun?" Ada ragu yang tersirat.

"Boleh aku tanya kenapa?" Tatapan heran yang Nisa lihat kini. 

"As you know, Ken dan Lala akan nikah less than three months from now. And both of us, terutama gue bakal sibuk banget dampingin Lala as her bridesmaid." Nisa menjeda sesaat untuk menarik napasnya agak dalam. Ada rasa tak nyaman yang seketika muncul di area leher belakangnya.

"And honestly, she doesn't know about all of this" lanjutnya.
~~~

Gimana menurut kalian, bun?

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! Welcome to MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!!

Welcome to July, Yeorobunn!

Gak berasa ya, udah masuk ke pertengahan tahun 2022 aja. 

Dan di awal bulan Juli ini saya mau bagi bagi hadiah, ah.

Ada total hadiah 7pcs Rendang Chips untuk 7 orang pemenang dari @laukkriuk.gll , loh!

How to win?
1. Follow @rulachubby dan @laukkriuk.gll
2. Jawab pertanyaan berikut di kolom komen: "Apa yang pertama terlintas di benak kamu kalau dengar kata RENDANG CHIPS ?". Cukup jawab 1 kali aja. Jangan lupa ajak 3 orang teman kamu untuk ikutan Giveaway ini, ya!
3. Share postingan ini di IG Story kamu. Tag @rulachubby dan @laukkriuk.gll , yaa.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 1 Juli 2022 - 4 Juli 2022 jam 18.00.
5. Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 4 Juli 2022 jam 21.00 yaa, bun!

GOOD LUCK!!

#Giveaway #RendangChips #RulaGiveaway #RulaRekomen
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4)

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

"Dokter Edo ngomong gitu sama, lo?" Nisa tergelak mendengar jawaban Juna. "Mau aja lo dikerjain Bang Edo." lanjutnya lagi yang membuat Juna semakin bingung dengan reaksi Nisa yang terlihat santai dalam menyebut kakak sepupunya itu

"Eh, tapi gak salah juga sih kalo gue jadi salah satu orang terpenting di hidupnya Bang Edo" ucap Nisa sambil tersenyum. Juna masih menatap Nisa dengan heran.

Yang ditatap hanya tertawa kecil melihat keheranan lelaki berlesung pipit itu.

"Bang Edo itu tunangannya kakak Gue, Kak Mitha. Dan emang kakak gue segitu sayangnya sama gue, apalagi pas tau penyakit gue ini." Jelas Nisa yang kemudian berubah sendu lagi saat membahas penyakitnya. Secepat itu emosinya berubah ketika teringat tujuan utama dia datang ke sini.

"Oalah... calon kakak ipar ternyata" berbalik dengan Nisa, Juna justru tersenyum bahagia. Tak bisa ia sembunyikan lagi rasa lega saat mendengar penjelasan gadis berhijab di hadapannya ini.

"Seneng banget kayaknya, Jun." ujar Nisa saat melihat Juna yang tak berhenti tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya itu. Keindahan yang sudah lama tidak Nisa lihat.

"Seneng karena setidaknya aku gak harus bersaing dengan kakak sepupuku sendiri" ujar Juna lirih, namun masih tertangkap pendengaran Nisa.

"Jadi sebelumnya lo nebak gue pacarnya Bang Edo gitu, ya?" yang dibalas anggukkan oleh Juna. Nisa pun tergelak lagi melihat reaksi lelaki di hadapannya ini.

Melihat Nisa bisa tertawa lepas seperti ini, membuat Juna semakin jatuh hati untuk kesekian kalinya dengan perempuan yang akan jadi pasiennya ini. Seketika Juna tersadar.

"Nis..." panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

~~~

Cuma calon Kakak Ipar ternyata, Bun 😌😌..

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
안녕 친구들 Annyeong chingudeul! Udah kayak 안녕 친구들

Annyeong chingudeul!

Udah kayak Namjoon belom? #eh 

#RulaRandomThought
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3)

"So, gimana kondisi kamu sekarang?" Juna memecah keheningan di antara mereka. "Eh, ini kita santai aja gapapa ya, Nis?"

"Jadi, kamu udah tau penyakit aku sekarang" Oke, Nisa masih belum selesai memproses semuanya. 

"Iya, aku tahu penyakit kamu. Dan ya, aku pernah handle kasus serupa. Jadi aku akan bantu kamu untuk cari solusi dari penyakit kamu ini." Ujar lelaki berkacamata ini. "Itu juga yang jadi alasan kenapa bang Dyon, maksud aku, dokter Edo konsulin pasiennya ke aku, yang ternyata itu kamu." lanjutnya lagi.

"Bang Dyon?" tanya Nisa heran mendengar nama yang asing di telinganya. 

"Dokter Edo, dokter yang selama ini periksa kamu itu adalah sepupu aku, Nis. Aku biasa panggilnya Bang Dyon. Dyonisius Edo Dharmawan." jawab Juna. "Dan dia secara khusus minta aku untuk handle kasus kamu ini." lanjutnya lagi. 'Karena kamu orang terpenting di hidupnya, Nis' yang ini hanya terucap lirih dalam hati Juna.

"I see" Nisa hanya mengangguk angguk tanda mengerti.

"Sebelum kita lanjut bahas kasus kamu, ada yang masih ingin kamu tanyain?" Juna menatap Nisa yang masih terlihat bingung.

"Atau kamu gak nyaman karena dokter yg dirujuk ternyata aku? Nanti biar aku omongin ke Dokter Edo" tanya Juna lagi karena melihat Nisa yang masih bergeming.

"Eh, bukan begitu, Jun. Aku cuma masih memproses aja cara semesta mempertemukan kita lagi." ujar Nisa "Kebetulan yang aneh aja menurutku". lanjutnya.

"A lot of surprise, ya" imbuh Juna. yang dibalas anggukan oleh gadis berhijab di hadapannya. 

"Eng, tapi aku boleh tanya sesuatu gak, Nis?" Juna tak mampu lagi menahan rasa penasaran yang sejak tadi berputar di kepalanya. 

"Tentang?" Nisa menatap lelaki berkacamata tersebut heran.

"Kalo boleh tau, hubungan kamu dengan dokter Edo selain sebagai pasien dan dokter, sepertinya kalian juga dekat." Juna mengeluarkan rasa penasarannya.

"Kenapa nanya gitu?" yang malah menimbulkan pertanyaan baru dari Nisa.

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

~~~

Juna kepo dong, bun...😌😌

#TulisanRula #FlashFiction #NisaJuna #Fiksi
SADA HYBRID BEAUTY Annyeong Yeorobun... What do SADA HYBRID BEAUTY

Annyeong Yeorobun...

What do you think saat pertama baca atau denger kata Hybrid Beauty Technology?

Me, amazed, sih. Ternyata industri kecantikan pun bisa juga mengadaptasi Hybrid Technology ini. Yaitu, mengkombinasikan make up berteknologi tinggi dan manfaat skincare yang menutrisi. Jadinya Make up gak hanya membuat kita tampil cantik aja, bun, tapi juga membuat kulit tetap terawat.

Salah satu yang menggunakan Hybrid Beauty Technologi adalah @sadabycathysharon .

Karena penasaran, saya jadi ikutan beli dan cobain Khelir Cotton Liptint ini. 

Dari 6 pilihan shade:
💄 Rosy Rosi (Pink Guava)
💄 Sweet Sica (Coral Sweet)
💄 Luscious Lana (Berry Red)
💄 Golden Coco (Orange Nude)
💄 Lia Love (Nude Pink)
💄 Cherry Bon Bon (Deep Red)

Pilihan saya jatuh ke Cherry Bon Bon dan Rosy Rosi. Saat pertama diaplikasikan ke bibir, yang pertama ternotice adalah aroma watermelonnya dan rasa semriwing di bibir.

Ternyata yaa, Khelir Cotton Liptint ini memang punya banyak kandungan, seperti:
👄 Cooling Sensation, yang membuat bibir terasa lebih segar.
👄 Gel Base, yang mampu menjaga kelembaban bibir lebih lama.
👄 Shea Butter, yang membuat bibir terasa lebih moist dan hydrate.
👄 Adenosin, yang berfungsi sebagai anti aging agent untuk membantu pembentukan kolagen.
👄 Vit. E, yang berfungsi sebagai Anti Oxidant dalam menangkal radikal bebas.
👄 Honey Extract, yang menutrisi bibir sehingga sehat dan terlihat lebih cerah.
👄 Coconut Extract, yang berfungsi untuk menenangkan dan melembabkan kulit.

Dan kerennya lagi, Khelir Cotron Liptint ini memberikan experience Beyond Beauty with #YourKhelir dengan formulanya yang transperproof dan juga bisa personalised di packagingnya.

Liptint ini juga multipurpose, loh. Bisa digunakan untuk Bibir, Pipi dan Mata. Free Paraben, Safe Ingredients, Non animal tested & Vegan, dan yang pasti Halal.

Oh iya, ini saya belinya di Official Store Shopeenya @sadabycathysharon , lagi ada bundling 140K dapet 2 liptint, plus bisa grafir nama di packagingnya.

So, what are you waiting for, Bun?

#SADAHybridBeauty
#RulaReview
#RulaRekomen

© 2019–2022 · Perspektif Rula by Belle Design Studio