• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Karena Satu Hal…

March 11, 2012 by Nurul Aria Leave a Comment

“Happy birthday, sayang…” ujar Bunda sambil mengecup pipi kanan, kiri juga keningku..
“Makasii, Bunda..” pelukku.
“Anak Bunda sudah besar yaa.. Sudah dua pulu lima tahun, sekarang” ujar Bunda sambil membelai rambutku yang acak-acakan baru bangun tidur.
“Semoga sehat terus, sukses karirnya dan cepet dapet jodoh. Bunda udah nggak sabar nih mau gendong cucu dari kamu” ujar Bunda sambil menatapku kemudian tersenyum. Dan aku hanya meng-Amini ucapan Bunda.
Ucapan Bunda di hari ulang tahunku beberapa hari yang lalu masih terus terngiang di telingaku. Seakan menjadi cambuk bagiku. Bagaimana tidak? Diusiaku yang sudah seperempat abad ini, aku masih belum memiliki pasangan hidup. Sedangkan beberapa teman sebayaku sudah ada yang menggendong anak mereka, minimal mereka semua sudah memiliki pasangan hidup yang abadi. Kalau dipikir sih, wajar saja Bunda berharap seperti itu padaku, karena anak gadisnya sampai sekarang belum mengenalkan siapa calon pendampingnya kelak. Mungkin juga Bunda sudah bosan bertanya padaku tentang pasangan hidup yang selalu ku jawab dengan santainya “Tenang Bunda, nanti juga akan datang waktunya Tami kenalin ke Bunda”
Teringat lagi olehku usia Bunda yang sudah setengah abad dan tidak bisa di bilang muda lagi. Semakin hari semakin ringkih dengan penyakitnya. Yaa, belakangan ini penyakit Bunda sering kumat.
Sebenarnya sih, sudah ada beberapa pria yang menyatakan cintanya padaku. Ada yang memang ku tolak terang-terangan, ada juga yang mundur secara halus setelah mengetahui syarat-syarat yang kuajukan untuk menjadi pasangan hidupku. Yaa, aku punya kriteria khusus untuk jadi pasanganku kelak. Beberapa dari mereka bilang kriteriaku berat dan ketinggian. Tapi itu memang ku sengaja. Karena satu hal…
“Hey Tam, bengong aja” seru Nia teman kantorku, yang hanya ku tanggapi dengan senyuman.
“Lagi ada masalah yaa??” tanya Nia agak menyelidik.
“Heh, nggak kok. Nggak papa” ujarku mencoba biasa.
“Yakin??” tanya Nia lagi seakan tak percaya dengan jawabanku barusan. Dan aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Ooh, gue tau.. pasti nyokap lagi yaa?? Masih nanyain terus emangnya nyokap lu??” tebak Nia yang memang sudah tahu masalahku ini.
“Yaah.. ketebak deh.. hehe” seruku pasrah.
“Kan dari dulu masalah lu itu doang Tam. Hehe ” Nia meledekku.
“Yaa nggak gitu juga kali Ni. Nyokap sih udah nggak sering-sering nanyain, cuma belakangan ini suka nyindir-nyindir gitu deh. Banding-bandingin gue sama anak temennya nyokap atau tetangga gue yang udah pada nikah. Apalagi nih, sebentar lagi kakak sepupu gue mau merit. Lengkaplah sudah…” lanjutku.
“Hmm.. kayaknya urgent banget nih masalah lu.“ ujar Nia belagak mikir. “Apa perlu gue bantuin cari cowok??” lanjut Nia menawarkan bantuan. Kemudian Nia bercerita tentang rencananya juga memperlihatkan beberapa foto teman-temannya yang ada di handphonenya.

“Haha.. boleh juga sih ide lu, tapi gue nggak janji ya, Ni” ujarku dengan nada bercanda.
“Yeeh, nih bocah yak. Jadi nggak niih dicariin??” ujar Nia, keluar deh logat aslinya.
“Hmm.. gue pikirin dulu deh yaa” ujarku, kemudian beranjak pergi dari hadapan Nia.

***
“Sejak pertama kita ketemu lagi, sebenernya gue udah suka sama lu Tam. Gue sayang sama lu, tapi gue juga ga mau ngancurin persahabatan yang baru kebentuk lagi. Sorry ya Tam, kita sahabatan aja. Gpp kan tam??”  
“Gue juga suka sama lu Dho, gue ngerti kok maksud lu. Gue juga ga mau kehilangan sahabat terbaik gue lagi”
“Hmm… tapi Tam seandainya nanti gue belok lagi ke lu, boleh ga?”
“Selama gue blom punya pacar siih gada yang larang yaa.. :D”
Sms dari Ridho juga balasanku untuknya masih tersimpan manis di file pesan dalam handphoneku. Beberapa kali kubuka dan kubaca lagi. Aah Ridho.. Teman masa kecilku, yang dipertemukan lagi beberapa tahun belakangan ini. Seseorang yang selama ini aku harapkan. Seseorang yang selalu aku tunggu kedatangannya. “Kamu sekarang dimana Dho?? Apa kamu tau aku masih mengharapkan kamu, Dho” bathinku. Kupeluk handphoneku yang kini di layarnya terpasang wajah Ridho. Wajah yang kerap kali hadir di mimpiku. Tanpa terasa airmata ini mengalir perlahan.. Membasuh hatiku yang hampa.. Hampa tanpa dirimu disisiku, Dho..
***
“Gimana, Tam??” ujar Nia kemudian. Sudah seminggu ini Nia berusaha mempertemukan aku dengan beberapa temannya.
“Apanya?” tanyaku datar.
“Temen-temen gue?” tanya Nia lagi.
“Ohh, baik-baik kok orangnya” jawabku, masih dengan nada datar.
“Terus?? Ada yang lu taksir nggak?” selidik Nia.
“Hmm.. Gimana ya Ni, blom ada yang sreg sama gue” ujarku sambil menatap Nia.
“Yahh.. Padahal udah semuanya tuh gue keluarin stok temen-temen cowok yang masih jomblo. Masa satu juga nggak ada yang nyangkut siih Tam?” lanjut Nia heran.
“Hehe.. Sorry yaa..” ujarku segan.
“Tapi gue makasiih bangeet sama lu Ni.. Makasii banget” lanjutku cepat-cepat karena melihat Nia cemberut mendengar ucapanku sebelumnya.
“Lu masih normal kan, Tam??” tangan Nia mencoba menyentuh dahiku untuk mengukur suhu tubuhku “Nggak panas kok.” Lanjut Nia lagi.
“Eeh eeh, apaa apaan niih?” tanyaku pura-pura marah.
“Haha.. Gue kira, lu les biola neek. Abis lu nggak mau sih sama lekong yang eike tawarin..” ujar Nia dengan gaya ngondeknya yang membuatku tertawa.
“Hahah.. Parah lu.. Masih normal kok gue.. Tenang ajaa” ujarku masih tertawa.
“Abisnya, lu gue kasih cowok banyak nggak ada yang dipilih satu juga.. Curiga kan, gue” ujar Nia setelah puas tertawa.
“Belom sreg aja, Ni..” ujarku sewajarnya.
“Emangnya yang lu bisa sregnya sama yang gimana sih, Tam??” tanya Nia.
“Yaah. Nggak tau juga sih.. Yang pasti bisa bikin gue nyaman, lah..” jawabku.
“Hmm.. Okelah. Urusan hati emang nggak bisa ditebak. Tapi, gue selalu berharap someday lu ketemu orang yang bisa bahagiain lu. Lu harus yakin itu Tam.” ujar Nia tulus.
“Owhh.. Thank you, dear…” ujarku kemudian memeluk Nia.
Nia benar, suatu hari pasti akan datang orang yang tepat. Orang yang memang berjodoh denganku..
“Allah udah nyiapin jodoh/pasangan yang terbaik dari yang paling baik untuk kita. Tinggal kita aja yang sabar dan ikhtiar. Pasti akan datang saatnya kita ketemu dengan pilihan Allah itu” ujarku yakin.
Dan aku masih berharap kamu Dho, yaa aku harap kamu lah pilihan Allah untuk aku, Dho.

********************************************************************************* 



Tulisan ini ditulis untuk Project NBC Padang dan terpilih dalam buku 1 “Menunggu” 



 nb: tulisan ini inspired by Ridho (bukan nama sebenarnya), I’ll wait you Dho… Aku masih menunggu kamu ‘belok’ lagi ke Aku… (^_^)
Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Aku Titipkan Cinta

KESERUAN MELIHAT PROSES SHOOTING SINETRON TITIPKAN AKU CINTA

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

CICA Acne Care

ATASI JERAWAT MEMBANDEL DENGAN N’PURE CICA SERIES ACNE CARE

BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON Annyeong Y BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON

Annyeong Yeorobun...

Siapa nih, di sini yang masih suka nonton sinetron di layar kaca?

Meskipun sekarang lagi demam K-Drama ataupun Western Series, tapi sinetron Indonesia tetap banyak peminatnya, loh.

Dan Minggu lalu, saya baru aja berkunjung ke lokasi shooting sinetron terbaru di @antv_official yang berjudul Aku Titipkan Cinta. Cerita lengkap tentang keseruan saya dan berapa blogger lain saat melihat proses shooting sinetron Aku Titipkan Cinta ini sudah saya posting di www.perspektifrula.com, yaa (link ada di bio).

Oh iya, sinetron yang dibintangi pasutri yang selalu tampil mesra ini juga bisa dilihat via Live Streaming di TikToknya @antv_official ,loh! 

So, yang penasaran mau lihat @citraciki dan @thereal_rezkyadhitya main sinetron bareng jangan lupa nonton di antv setiap hari pukul 17.00-19.00 ya, bun. 😉

Ps: sutradara Sinetron Aku Titipkan Cinta ini @sondang.pratama , loh ternyata 

#AkuTitipkanCintaAntv #SinetronKeren #ANTVLebihBerwarna
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5)

“Nis…” Panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

Dialihkannya lensa berwarna kecokelatan itu menatap lelaki berkacamata di hadapannya ini. 

“Pertama. Sebagai lelaki, jujur aku emang lega banget pas tahu kalo kamu gak ada hubungan spesial dengan Bang Dyon. And I feel like, aku masih punya kesempatan buat deketin kamu lagi.” ucap Juna langsung pada intinya, yang tanpa sadar menghadirkan semburat merah di kedua pipi Nisa. 

“Yang kedua…" ada jeda di saat lelaki itu membenarkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan, "Sebagai dokter, aku akan bersikap profesional dan aku akan fokus cari solusi perawatan terbaik untuk penyakit kamu ini.” tambahnya lagi. “So, aku harap kamu bisa kooperatif selama prosesnya nanti.” suasana yang sudah mencair, kembali kaku lagi.

“Kamu yakin aku bisa sembuh, Jun?” Nisa mempertanyakan penjelasan Juna barusan. Yang ia perhatikan, lelaki dari masa lalunya ini masih bergeming.

“I’ll try my best, Nis.” Jawab Juna mencoba untuk meyakinkan pujaan hatinya tersebut. “Namun, mungkin prosesnya nanti gak bisa dibilang mudah juga ya, Nis.” lanjut Juna lagi. 

Kemudian lelaki yang memiliki rahang tegas ini menjelaskan rencana terapi yang sudah dia siapkan untuk Nisa. Siluet yang semakin terlihat tegas kala lelaki itu dalam mode serius semakin terpampang nyata di hadapan Nisa. 

Hingga…

"Can I ask something?" Nisa menginterupsi lelaki berlesung pipit di hadapannya yang langsung menatapnya sambil berkata…

"About?"

"Untuk terapinya, kira kira bisa ditunda dulu gak ya, Jun?" Ada ragu yang tersirat.

"Boleh aku tanya kenapa?" Tatapan heran yang Nisa lihat kini. 

"As you know, Ken dan Lala akan nikah less than three months from now. And both of us, terutama gue bakal sibuk banget dampingin Lala as her bridesmaid." Nisa menjeda sesaat untuk menarik napasnya agak dalam. Ada rasa tak nyaman yang seketika muncul di area leher belakangnya.

"And honestly, she doesn't know about all of this" lanjutnya.
~~~

Gimana menurut kalian, bun?

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED] W MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED]

Welcome to July, Yeorobunn!

Gak berasa ya, udah masuk ke pertengahan tahun 2022 aja. 

Dan di awal bulan Juli ini saya mau bagi bagi hadiah, ah.

Ada total hadiah 7pcs Rendang Chips untuk 7 orang pemenang dari @laukkriuk.gll , loh!

How to win?
1. Follow @rulachubby dan @laukkriuk.gll
2. Jawab pertanyaan berikut di kolom komen: "Apa yang pertama terlintas di benak kamu kalau dengar kata RENDANG CHIPS ?". Cukup jawab 1 kali aja. Jangan lupa ajak 3 orang teman kamu untuk ikutan Giveaway ini, ya!
3. Share postingan ini di IG Story kamu. Tag @rulachubby dan @laukkriuk.gll , yaa.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 1 Juli 2022 - 4 Juli 2022 jam 18.00.
5. Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 4 Juli 2022 jam 21.00 yaa, bun!

GOOD LUCK!!

#Giveaway #RendangChips #RulaGiveaway #RulaRekomen
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4)

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

"Dokter Edo ngomong gitu sama, lo?" Nisa tergelak mendengar jawaban Juna. "Mau aja lo dikerjain Bang Edo." lanjutnya lagi yang membuat Juna semakin bingung dengan reaksi Nisa yang terlihat santai dalam menyebut kakak sepupunya itu

"Eh, tapi gak salah juga sih kalo gue jadi salah satu orang terpenting di hidupnya Bang Edo" ucap Nisa sambil tersenyum. Juna masih menatap Nisa dengan heran.

Yang ditatap hanya tertawa kecil melihat keheranan lelaki berlesung pipit itu.

"Bang Edo itu tunangannya kakak Gue, Kak Mitha. Dan emang kakak gue segitu sayangnya sama gue, apalagi pas tau penyakit gue ini." Jelas Nisa yang kemudian berubah sendu lagi saat membahas penyakitnya. Secepat itu emosinya berubah ketika teringat tujuan utama dia datang ke sini.

"Oalah... calon kakak ipar ternyata" berbalik dengan Nisa, Juna justru tersenyum bahagia. Tak bisa ia sembunyikan lagi rasa lega saat mendengar penjelasan gadis berhijab di hadapannya ini.

"Seneng banget kayaknya, Jun." ujar Nisa saat melihat Juna yang tak berhenti tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya itu. Keindahan yang sudah lama tidak Nisa lihat.

"Seneng karena setidaknya aku gak harus bersaing dengan kakak sepupuku sendiri" ujar Juna lirih, namun masih tertangkap pendengaran Nisa.

"Jadi sebelumnya lo nebak gue pacarnya Bang Edo gitu, ya?" yang dibalas anggukkan oleh Juna. Nisa pun tergelak lagi melihat reaksi lelaki di hadapannya ini.

Melihat Nisa bisa tertawa lepas seperti ini, membuat Juna semakin jatuh hati untuk kesekian kalinya dengan perempuan yang akan jadi pasiennya ini. Seketika Juna tersadar.

"Nis..." panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

~~~

Cuma calon Kakak Ipar ternyata, Bun 😌😌..

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
안녕 친구들 Annyeong chingudeul! Udah kayak 안녕 친구들

Annyeong chingudeul!

Udah kayak Namjoon belom? #eh 

#RulaRandomThought
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3)

"So, gimana kondisi kamu sekarang?" Juna memecah keheningan di antara mereka. "Eh, ini kita santai aja gapapa ya, Nis?"

"Jadi, kamu udah tau penyakit aku sekarang" Oke, Nisa masih belum selesai memproses semuanya. 

"Iya, aku tahu penyakit kamu. Dan ya, aku pernah handle kasus serupa. Jadi aku akan bantu kamu untuk cari solusi dari penyakit kamu ini." Ujar lelaki berkacamata ini. "Itu juga yang jadi alasan kenapa bang Dyon, maksud aku, dokter Edo konsulin pasiennya ke aku, yang ternyata itu kamu." lanjutnya lagi.

"Bang Dyon?" tanya Nisa heran mendengar nama yang asing di telinganya. 

"Dokter Edo, dokter yang selama ini periksa kamu itu adalah sepupu aku, Nis. Aku biasa panggilnya Bang Dyon. Dyonisius Edo Dharmawan." jawab Juna. "Dan dia secara khusus minta aku untuk handle kasus kamu ini." lanjutnya lagi. 'Karena kamu orang terpenting di hidupnya, Nis' yang ini hanya terucap lirih dalam hati Juna.

"I see" Nisa hanya mengangguk angguk tanda mengerti.

"Sebelum kita lanjut bahas kasus kamu, ada yang masih ingin kamu tanyain?" Juna menatap Nisa yang masih terlihat bingung.

"Atau kamu gak nyaman karena dokter yg dirujuk ternyata aku? Nanti biar aku omongin ke Dokter Edo" tanya Juna lagi karena melihat Nisa yang masih bergeming.

"Eh, bukan begitu, Jun. Aku cuma masih memproses aja cara semesta mempertemukan kita lagi." ujar Nisa "Kebetulan yang aneh aja menurutku". lanjutnya.

"A lot of surprise, ya" imbuh Juna. yang dibalas anggukan oleh gadis berhijab di hadapannya. 

"Eng, tapi aku boleh tanya sesuatu gak, Nis?" Juna tak mampu lagi menahan rasa penasaran yang sejak tadi berputar di kepalanya. 

"Tentang?" Nisa menatap lelaki berkacamata tersebut heran.

"Kalo boleh tau, hubungan kamu dengan dokter Edo selain sebagai pasien dan dokter, sepertinya kalian juga dekat." Juna mengeluarkan rasa penasarannya.

"Kenapa nanya gitu?" yang malah menimbulkan pertanyaan baru dari Nisa.

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

~~~

Juna kepo dong, bun...😌😌

#TulisanRula #FlashFiction #NisaJuna #Fiksi

© 2019–2022 · Perspektif Rula by Belle Design Studio