• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Menunggu Lampu Hijau

June 12, 2012 by Nurul Aria Leave a Comment

Jarum pendek yang terdapat di Jam Gadang menunjuk di angka XI sedangkan jarum panjangnya di angka III, “Jam sebelas lewat lima belas menit” ujar Nisrina pelan.

Matanya berkeliling melihat suasana sekitar Jam Gadang siang itu. Belum terlalu ramai, hanya beberapa orang yang yang berlalu-lalang hendak dan dari Pasar Ateh yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri tersebut. Nisrina tidak menemukan sosok yang di carinya, seseorang yang berjanji akan menemuinya di Jam Gadang siang ini.

Di pandanginya langit yang cerah, dengan warna birunya serta beberapa gumpalan awan yang menyerupai kapas sedang melayang dengan ringannya, seakan tak ada beban yang memberatinya. Sangat berbeda dengan dirinya yang kini sedang di rundung masalah,
“Pai ka ma?” (pergi kemana?) tanya Amak lagi setelah Nisrina menjelaskan perihal surat yang diterimanya beberapa hari sebelumnya.

“Ka London mak, di Inggris” jawab Nisrina antusias.

“Ayah indak satuju anak gadih Ayah satu-satunyo pai surang diri, jauah pulo” ujar Ayah lantang. (Ayah tidak setuju anak gadis ayah satu-satunya pergi seorang diri, jauh pula)

“Ayah indak larang kau sekolah tinggi, tapi jan ka ma itu? London? Sia nan jaga kau disinan?” Amak yang menjelaskan. (Ayah tidak larang kau sekolah tinggi, tapi jangan ke mana itu? London? siapa yang jaga kau disana?)

“Nisrina bukan anak kecil lagi mak, lah 27 tahun umur Nisrina kini” ucap Nisrina sedih.
Angin dingin yang menerpa wajahnya, menyadarkan Nisrina dari lamunannya tentang perdebatannya dengan Amak dan Ayahnya semalam. Di tatapnya amplop coklat yang terdapat lambang mahkota di sudut kiri atasnya, dari Queen Mary, University of London. Surat panggilan untuk melakukan pendaftaran ulang yang akan di buka mulai tanggal 23 Juni 2012 – 22 September 2012. Hal yang sudah lama di nantikannya, mengambil gelar Magister kedokteran di bidang Endocrinology and Diabetes PgDip di kota London. Bertahun-tahun ia mencari-cari program beasiswa, berjuang untuk mendapatkannya. Dan kini, saat kesempatan emas itu sudah di tangan, restu orang tua belum ia dapatkan.
Sekali lagi di tatapnya Jam Gadang di hadapannya, jarum panjangnya sudah berada di angka IX. Sudah 30 menit ia berdiri mematung di sini. Orang yang ia tunggu belum juga datang. “Apa dia sibuk lagi?” ujar Nisrina dalam hati.
“Maaf uda talek datangnyo. Ada pasien emergency tadi” (maaf Uda telat datangnya) ujar seorang laki-laki yang baru saja menghampirinya. Dengan peluh di wajahnya dan nafas yang memburu, seakan habis lari marathon. Bahkan dia lupa melepaskan jas putih kebanggaannya itu, dr. Anantha Yudha, nama yang tertulis di papan nama yang tersemat di jas putihnya.

“Ndak ba’a da” Nisrina hanya bisa tersenyum. (nggak apa-apa da)
“Lah lamo menunggu Nis?” ujarnya setelah mampu mengatur nafasnya kembali normal. Yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Nisrina (sudah lama menunggu Nis?)

“Minum dulu da” ujar Nisrina yang kemudian tersenyum sambil menyerahkan sebotol air mineral pada lelaki di hadapannya.

Mereka bersandar pada pagar mungil yang mengelilingi Jam Gadang. Sejenak mereka saling terdiam, memandangi orang yang berlalu-lalang. Kemudian Nisrina menyerahkan amplop coklat yang sejak tadi di pegangnya pada Anantha, yang menerimanya dengan ekspresi terkejut. Keningnya berkerut, alis tebalnya saling bertaut saat membaca isi surat tersebut. Setelah selesai pun ekspresinya tidak berubah. Tidak ada kegembiraan yang di harapkan Nisrina yang keluar dari orang yang sangat di sayanginya itu.

“Jadi, ini kabar gembira yang kamu bilang Nis?” Tanya Anantha datar. “Uda senang akhirnya kamu bisa mengejar mimpi kamu Nis” lanjutnya dengan senyum terpaksa, ada kegetiran dalam nada suaranya.
“Uda samo sajo jo Ayah dan Amak.” Ujar Nisrina yang kemudian pergi berlalu meninggalkan Anantha. (Uda sama saja dengan Ayah dan Amak)
Nisrina mengharapkan dukungan dari Anantha untuk menerima beasiswa tersebut. Tapi, sikap Anantha tak jauh berbeda dengan kedua orang tuanya semalam. Air matanya jatuh membentuk aliran sungai di pipinya. Nisrina terus berjalan tanpa menghiraukan padangan orang di sekitarnya, tak di hiraukan juga teriakan Anantha yang memanggil namanya.
“Nis, dengarkan Uda dulu” ujar Anantha setelah berhasil mengejar Nisrina dan menghentikannya.
Nisrina hanya terdiam, menunduk dan terisak. Kecewa, itu yang di rasakannya saat ini. Anantha menyentuh dagunya, kemudian mengangkat wajahnya, menghapus bulir air mata yang masih mengalir di pipinya. Kemudian, mereka duduk di salah satu bangku taman terdekat. Anantha memintanya bercerita tentang maksud ucapannya tadi, dan seberapa besar keinginannya untuk belajar disana.
Masih berlinang air mata, Nisrina menceritakan pertengkarannya semalam dengan kedua orang tuanya.
“Sekarang Uda tahukan kalau Nis sangat menginginkan beasiswa ini? Uda juga tahukan perjuangan Nis untuk mendapatkannya?” pertanyaan Nisrina hanya di jawab anggukan oleh Anantha. “Hanya 16 bulan da, tapi Amak jo Ayah tetap indak memberi lampu hijau” lanjut Nisrina sedih.
Anantha mendengarkan dengan seksama, dan sangat mengerti kekecewaan Nisrina. Setelah menarik napas dalam, Anantha memberanikan diri memegang kedua tangan Nisrina.
“Kita pai ka London, bia Uda yang minta izin ka Amak jo Ayah” ujar Anantha pada gadis di hadapannya. (Kita pergi ke London, biar Uda yang minta izin ke Amak dan Ayah)
“Apo da? Kita?” Nisrina seakan tak percaya dengan pendengarannya barusan.
“Kamu indak perlu menunggu lampu hijau lebih lama, Amak jo Ayah pasti akan memberi izin kalau kita sudah menikah” ujar Anantha meyakinkan. Nisrina memandang Anantha tak percaya.
“Kita menikah bulan depan, setelah itu kita terbang ke London dan mengurus kuliah kamu di sana.” Anantha tak melepaskan tatapannya pada gadis yang paling dicintainya itu.
Bulir air mata membasahi pipi Nisrina sekali lagi. Bukan karena sedih, tapi karena terharu. Kini, kedua orangtuanya tak akan menghalangi Nisrina untuk mengejar mimpinya, karena sudah ada Anantha yang akan menjaganya kelak.
*tulisan ini di buat dalam rangka memperingati kembalinya #15HariNgeblogFF2 yeaay…

Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Aku Titipkan Cinta

KESERUAN MELIHAT PROSES SHOOTING SINETRON TITIPKAN AKU CINTA

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

CICA Acne Care

ATASI JERAWAT MEMBANDEL DENGAN N’PURE CICA SERIES ACNE CARE

BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON Annyeong Y BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON

Annyeong Yeorobun...

Siapa nih, di sini yang masih suka nonton sinetron di layar kaca?

Meskipun sekarang lagi demam K-Drama ataupun Western Series, tapi sinetron Indonesia tetap banyak peminatnya, loh.

Dan Minggu lalu, saya baru aja berkunjung ke lokasi shooting sinetron terbaru di @antv_official yang berjudul Aku Titipkan Cinta. Cerita lengkap tentang keseruan saya dan berapa blogger lain saat melihat proses shooting sinetron Aku Titipkan Cinta ini sudah saya posting di www.perspektifrula.com, yaa (link ada di bio).

Oh iya, sinetron yang dibintangi pasutri yang selalu tampil mesra ini juga bisa dilihat via Live Streaming di TikToknya @antv_official ,loh! 

So, yang penasaran mau lihat @citraciki dan @thereal_rezkyadhitya main sinetron bareng jangan lupa nonton di antv setiap hari pukul 17.00-19.00 ya, bun. 😉

Ps: sutradara Sinetron Aku Titipkan Cinta ini @sondang.pratama , loh ternyata 

#AkuTitipkanCintaAntv #SinetronKeren #ANTVLebihBerwarna
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5)

“Nis…” Panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

Dialihkannya lensa berwarna kecokelatan itu menatap lelaki berkacamata di hadapannya ini. 

“Pertama. Sebagai lelaki, jujur aku emang lega banget pas tahu kalo kamu gak ada hubungan spesial dengan Bang Dyon. And I feel like, aku masih punya kesempatan buat deketin kamu lagi.” ucap Juna langsung pada intinya, yang tanpa sadar menghadirkan semburat merah di kedua pipi Nisa. 

“Yang kedua…" ada jeda di saat lelaki itu membenarkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan, "Sebagai dokter, aku akan bersikap profesional dan aku akan fokus cari solusi perawatan terbaik untuk penyakit kamu ini.” tambahnya lagi. “So, aku harap kamu bisa kooperatif selama prosesnya nanti.” suasana yang sudah mencair, kembali kaku lagi.

“Kamu yakin aku bisa sembuh, Jun?” Nisa mempertanyakan penjelasan Juna barusan. Yang ia perhatikan, lelaki dari masa lalunya ini masih bergeming.

“I’ll try my best, Nis.” Jawab Juna mencoba untuk meyakinkan pujaan hatinya tersebut. “Namun, mungkin prosesnya nanti gak bisa dibilang mudah juga ya, Nis.” lanjut Juna lagi. 

Kemudian lelaki yang memiliki rahang tegas ini menjelaskan rencana terapi yang sudah dia siapkan untuk Nisa. Siluet yang semakin terlihat tegas kala lelaki itu dalam mode serius semakin terpampang nyata di hadapan Nisa. 

Hingga…

"Can I ask something?" Nisa menginterupsi lelaki berlesung pipit di hadapannya yang langsung menatapnya sambil berkata…

"About?"

"Untuk terapinya, kira kira bisa ditunda dulu gak ya, Jun?" Ada ragu yang tersirat.

"Boleh aku tanya kenapa?" Tatapan heran yang Nisa lihat kini. 

"As you know, Ken dan Lala akan nikah less than three months from now. And both of us, terutama gue bakal sibuk banget dampingin Lala as her bridesmaid." Nisa menjeda sesaat untuk menarik napasnya agak dalam. Ada rasa tak nyaman yang seketika muncul di area leher belakangnya.

"And honestly, she doesn't know about all of this" lanjutnya.
~~~

Gimana menurut kalian, bun?

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED] W MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED]

Welcome to July, Yeorobunn!

Gak berasa ya, udah masuk ke pertengahan tahun 2022 aja. 

Dan di awal bulan Juli ini saya mau bagi bagi hadiah, ah.

Ada total hadiah 7pcs Rendang Chips untuk 7 orang pemenang dari @laukkriuk.gll , loh!

How to win?
1. Follow @rulachubby dan @laukkriuk.gll
2. Jawab pertanyaan berikut di kolom komen: "Apa yang pertama terlintas di benak kamu kalau dengar kata RENDANG CHIPS ?". Cukup jawab 1 kali aja. Jangan lupa ajak 3 orang teman kamu untuk ikutan Giveaway ini, ya!
3. Share postingan ini di IG Story kamu. Tag @rulachubby dan @laukkriuk.gll , yaa.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 1 Juli 2022 - 4 Juli 2022 jam 18.00.
5. Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 4 Juli 2022 jam 21.00 yaa, bun!

GOOD LUCK!!

#Giveaway #RendangChips #RulaGiveaway #RulaRekomen
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4)

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

"Dokter Edo ngomong gitu sama, lo?" Nisa tergelak mendengar jawaban Juna. "Mau aja lo dikerjain Bang Edo." lanjutnya lagi yang membuat Juna semakin bingung dengan reaksi Nisa yang terlihat santai dalam menyebut kakak sepupunya itu

"Eh, tapi gak salah juga sih kalo gue jadi salah satu orang terpenting di hidupnya Bang Edo" ucap Nisa sambil tersenyum. Juna masih menatap Nisa dengan heran.

Yang ditatap hanya tertawa kecil melihat keheranan lelaki berlesung pipit itu.

"Bang Edo itu tunangannya kakak Gue, Kak Mitha. Dan emang kakak gue segitu sayangnya sama gue, apalagi pas tau penyakit gue ini." Jelas Nisa yang kemudian berubah sendu lagi saat membahas penyakitnya. Secepat itu emosinya berubah ketika teringat tujuan utama dia datang ke sini.

"Oalah... calon kakak ipar ternyata" berbalik dengan Nisa, Juna justru tersenyum bahagia. Tak bisa ia sembunyikan lagi rasa lega saat mendengar penjelasan gadis berhijab di hadapannya ini.

"Seneng banget kayaknya, Jun." ujar Nisa saat melihat Juna yang tak berhenti tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya itu. Keindahan yang sudah lama tidak Nisa lihat.

"Seneng karena setidaknya aku gak harus bersaing dengan kakak sepupuku sendiri" ujar Juna lirih, namun masih tertangkap pendengaran Nisa.

"Jadi sebelumnya lo nebak gue pacarnya Bang Edo gitu, ya?" yang dibalas anggukkan oleh Juna. Nisa pun tergelak lagi melihat reaksi lelaki di hadapannya ini.

Melihat Nisa bisa tertawa lepas seperti ini, membuat Juna semakin jatuh hati untuk kesekian kalinya dengan perempuan yang akan jadi pasiennya ini. Seketika Juna tersadar.

"Nis..." panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

~~~

Cuma calon Kakak Ipar ternyata, Bun 😌😌..

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
안녕 친구들 Annyeong chingudeul! Udah kayak 안녕 친구들

Annyeong chingudeul!

Udah kayak Namjoon belom? #eh 

#RulaRandomThought
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3)

"So, gimana kondisi kamu sekarang?" Juna memecah keheningan di antara mereka. "Eh, ini kita santai aja gapapa ya, Nis?"

"Jadi, kamu udah tau penyakit aku sekarang" Oke, Nisa masih belum selesai memproses semuanya. 

"Iya, aku tahu penyakit kamu. Dan ya, aku pernah handle kasus serupa. Jadi aku akan bantu kamu untuk cari solusi dari penyakit kamu ini." Ujar lelaki berkacamata ini. "Itu juga yang jadi alasan kenapa bang Dyon, maksud aku, dokter Edo konsulin pasiennya ke aku, yang ternyata itu kamu." lanjutnya lagi.

"Bang Dyon?" tanya Nisa heran mendengar nama yang asing di telinganya. 

"Dokter Edo, dokter yang selama ini periksa kamu itu adalah sepupu aku, Nis. Aku biasa panggilnya Bang Dyon. Dyonisius Edo Dharmawan." jawab Juna. "Dan dia secara khusus minta aku untuk handle kasus kamu ini." lanjutnya lagi. 'Karena kamu orang terpenting di hidupnya, Nis' yang ini hanya terucap lirih dalam hati Juna.

"I see" Nisa hanya mengangguk angguk tanda mengerti.

"Sebelum kita lanjut bahas kasus kamu, ada yang masih ingin kamu tanyain?" Juna menatap Nisa yang masih terlihat bingung.

"Atau kamu gak nyaman karena dokter yg dirujuk ternyata aku? Nanti biar aku omongin ke Dokter Edo" tanya Juna lagi karena melihat Nisa yang masih bergeming.

"Eh, bukan begitu, Jun. Aku cuma masih memproses aja cara semesta mempertemukan kita lagi." ujar Nisa "Kebetulan yang aneh aja menurutku". lanjutnya.

"A lot of surprise, ya" imbuh Juna. yang dibalas anggukan oleh gadis berhijab di hadapannya. 

"Eng, tapi aku boleh tanya sesuatu gak, Nis?" Juna tak mampu lagi menahan rasa penasaran yang sejak tadi berputar di kepalanya. 

"Tentang?" Nisa menatap lelaki berkacamata tersebut heran.

"Kalo boleh tau, hubungan kamu dengan dokter Edo selain sebagai pasien dan dokter, sepertinya kalian juga dekat." Juna mengeluarkan rasa penasarannya.

"Kenapa nanya gitu?" yang malah menimbulkan pertanyaan baru dari Nisa.

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

~~~

Juna kepo dong, bun...😌😌

#TulisanRula #FlashFiction #NisaJuna #Fiksi

© 2019–2022 · Perspektif Rula by Belle Design Studio