• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Pukul 2 Dini Hari

January 14, 2013 by Nurul Aria Leave a Comment

“Lo kenapa beb? Kok dari tadi
diem aja sih?” Disya heran melihat sahabatnya yang menjadi pendiam sejak mereka
meninggalkan Panti Asuhan.
Rani, yang di tanya hanya
menggeleng perlahan. Masih dengan wajah murungnya. Pikirannya masih tertinggal
di panti tadi. Bayangan Nisrina, anak perempuan berkaos biru itu selalu
menari-nari dalam benaknya kini. Kata-kata Bu Susi, Kepala Yayasan di panti
tersebut, masih terngiang-ngiang di benak Rani.
“Empat tahun lalu ibu menemukannya di pinggir
jalan dalam keranjang bayi. Di dalam keranjang tersebut terdapat surat yang
sepertinya ditulis oleh ibu yang melahirkannya. Di sebutkan dalam surat itu
anak ini diberi nama Nisrina.”

Rani
menyandarkan kepalanya pada jok mobil, perlahan ia memejamkan matanya.
Dihirupnya udara melalui hidungnya, sebanyak mungkin memasukkan oksigen ke
dalam rongga paru-parunya kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Berulang
kali ia lakukan hal itu, mencoba untuk menenangkan pikirannya yang semrawut
saat ini. 
“Beb,
are you really okay
?” Disya semakin khawatir melihat Rani.
Perlahan
Rani membuka matanya.
Sudah saatnya Disya tahu.  Ujar Rani dalam
hati.
“Beb, mampir di resto depan ya.
Gue mau curhat sama lo.” Akhirnya Rani bersuara.
Walau agak heran, tapi Disya
kemudian langsung membelokkan kemudi mobilnya menuju restoran cepat saji  yang di maksud Rani. Di dalam restoran dengan
interior berwarna lembut dan agak vintage tersebut, Rani dan Disya menempati
meja yang kosong agak di dalam.
Setelah memesan makanan dan
minuman, Rani masih kembali terdiam.
“Lo kenapa sih beb?” Disya
membuka pembicaraan.
Rani menatap Disya sejenak,
mencoba mengumpulkan keberanian untuk menceritakan masa lalunya yang kelam itu.
Mimpi-mimpi buruk yang belakangan mulai menghantuinya lagi. Tapi, kepalanya
kembali tertunduk dan air mata membasahi pipinya lagi.
“Kalo mau cerita, cerita aja beb.
Mudah-mudahan gue bisa bantu masalah lo ini.” Disya menggenggam tangan Rani,
berusaha memberi kekuatan pada sahabatnya sejak kuliah dahulu.
Sekuat tenaga Rani mengangkat
kembali kepalanya, menatap Disya. Ada ketulusan seorang sahabat disana.
Dan dengan perlahan mengalirlah
segala hal yang mengganjal di pikiran Rani belakangan ini. Tentang mimpi
buruknya, yang selalu membuatnya terbangun setiap pukul 2 dini hari. Kunjungan
mereka ke Panti tadi pagi. Anak perempuan bernama Nisrina. Penjelasan Bu Susi.
Semuanya mengalir dengan lancar dari mulut Rani. Sambil sesekali mengusap air
mata yang masih terus mengalir membentuk dua aliran sungai di pipinya.
“Nisrina itu anak gue beb. Dia
anak yang pernah ada di rahim gue. Anak yang gue lahirin. Yang kemudian gue
tinggalin di pinggir jalan. Empat tahun lalu.” Bahu Rani berguncang karena
isakannya. Disya memeluk erat sahabatnya itu. Memberikan kekuatan.
“Lo beneran yakin itu anak lo,
beb?”  
“Yakin beb! Matanya. Mata mungil
yang selalu gue lihat di mimpi gue.”
“Terus sekarang lo mau gimana? Mau
adopsi dia?”
Rani menatap Disya dengan
bingung. Kemudian menggeleng lesu.
“Lo tahu nggak kenapa gue
tinggalin bayi gue di pinggir jalan tengah malem, empat tahun lalu?” ujar Rani.
Disya menggeleng, tak mengerti maksud sahabatnya itu.
“Keluarga gue beb.”…. “Mereka nggak mau terima kondisi
bayi gue yang..” Rani kembali terisak
“Cacat maksud lo?” Disya menatap
tajam pada Rani yang menggangguk lesu.
Terbayang wajah cantik anak perempuan
berkaos biru dalam benak Disya. Cantik, siapa saja yang melihatnya pasti
menyukainya. Hanya saja, ia tidak dapat berbicara.
“Tapi itu kan empat tahun yang
lalu beb.. Mungkin aja keluarga lo udah melunak sekarang. Apalagi anak lo itu
cantik dan terlihat seperti anak normal lainnya kan?” Disya masih terus
meyakinkan Rani.
“Mungkin.. Memang ada kemungkinan
keluarga gue bisa terima anak gue setelah empat tahun.” Rani terdiam sejenak,
masih ada yang mengganjal di hatinya.
“Tapi… Apa Ferdi dan keluarganya bisa
terima anak gue itu beb?” Rani memandang Disya sedih.
Ferdi, lelaki yang tidak lebih
dari satu bulan lagi akan mengikat janji dengan Rani. Lelaki yang mampu
meyakinkan Rani bahwa tidak semua lelaki itu tidak bertanggung jawab. Lelaki yang
sangat menyayangi Rani.
“Gue nggak yakin beb. Gue nggak
yakin Ferdi bisa terima masa lalu gue yang ini” Rani menutup mukanya dengan
kedua tangannya. Bahunya kembali berguncang.
“Kalo dia bener-bener sayang sama
lo, dia pasti bisa terima semua kelebihan dan kekurangan lo beb.” Disya memeluk
erat sahabatnya yang semakin terlihat rapuh itu.
Semoga.  Ujar Rani dalam hati

Cerita sebelumnya : Kenalan Yuk!

Hari ke 2 #13hariNgeblogFF
Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Koplo Superstar

KOPLO SUPERSTAR, AJANG PENCARIAN BAKAT TERBARU DI ANTV

Aku Titipkan Cinta

KESERUAN MELIHAT PROSES SHOOTING SINETRON TITIPKAN AKU CINTA

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

[FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART [FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART 5)

"Udah sarapan, dan gak aus." jawab gadis itu singkat. "Lo aneh deh, Nis" imbuhnya lagi. 

"Perasaan lo aja kali. Hehe." Nisa berusaha untuk bersikap biasa saja. Namun sepertinya itu tak akan berhasil jika berhadapan dengan sahabatnya ini. 

"Lo kan, gak bisa ngumpetin sesuatu dari gue. Hayo ngaku, kenapa lo?" Lala berdiri menghampiri Nisa yg berada di ruang makan itu. Yang ditanya malah tertunduk, diam.

"Rencana lo hari ini mau kemana aja, deh?" akhirnya gadis berhijab hitam itu bersuara juga setelah cukup lama terdiam.

"Cari bahan buat seragam, sih yg utama. Terus paling ngurusin undangan, sama nyari barang buat seserahan. Tapi itu entar sama Ken juga, jadi sorean paling nunggu dia pulang kerja." jelas Lala singkat. "Kenapa emang?" tanyanya sambil mencomot roti bakar di meja makan. "Minta ya, Nis. Terlihat menggiurkan. Hehe" imbuhnya lagi ketika melihat sahabatnya itu mendelik melihat tingkah lakunya.

"Pagi ini temenin gue ke RS dulu bisa berarti, ya?" ujar Nisa terdengar santai. Tidak dengan hati dan pikirannya yg agak panik menanti reaksi sahabatnya akan permintaannya ini.

"Ngapain?" ditatapnya Nisa dengan seksama.
"Honestly, gue lupa kalo ada janji nemenin lo hari ini. Sedangkan gue udah terlanjur appointment sama dokter pagi ini." Jawab Nisa dengan lesu. Ada rasa bersalah di sana.

"Ya ampun, Nis. Gue kira ada apaan." Lala kemudian bangkit untuk mengambil gelas di kitchen set. Kemudian mengisinya dengan air dari dispenser dan meminumnya. Haus dia ternyata. "Santai aja, sih. Eh tapi lo ngapain ke dokter? Lagi sakit, lo? Kok gak bilang gue. Biar gue cancel aja kalo lo lagi sakit." 

"Check up aja, sih. Lo tau sendiri Kak Mitha gimana, kan" masih dengan nada yang dibuat santai. Gadis berambut ikal itu hanya mengangguk angguk sambil menaruh gelas di meja dan mendekati Nisa lagi.

"Tadi bilangnya udah kenyang. Masih aja sarapan gue diembat." cibir Nisa melihat sahabatnya yg mengambil roti bakar di piring untuk kesekian kalinya. 

"Hehe... Lo tau sendiri gue lemah kalo sama makanan" ujar Lala kemudian melanjutkan kunyahannya.
~~

Ngakunya Chek-up aja gaes.

#TulisanRula #NisaJuna #CeritaNisaJuna #Fiksi
HOW I SPEND MY WEEKEND IN JAKARTA BIRD LAND Annye HOW I SPEND MY WEEKEND IN JAKARTA BIRD LAND

Annyeong...

Jadi weekend kemarin saya berkunjung ke Wahana terbaru di @ancoltamanimpian yaitu Jakarta Bird Land. 

Yes, akhirnya bisa ke sini juga. 

Di Jakarta Bird Land ini terdapat sekitar 600an jenis burung dari berbagai willayah di Indonesia dan Mancanegara, loh. 

Ada beberapa Zona.

Seperti Macaw Zone, di area ini kita bisa berinteraksi langsung bahkan bisa foto bareng juga dengan burung berjenis Macaw. Yang foto bareng saya ini namanya Janu.

Ada juga Cockatoo Zone, di sini saya lihat ada Merak Putih.

Di area Atas banyak kumpulan Jalak Bali bebas terbang. 

Dan, meski banyak burung terbang bebas pun berkeliaran, area di Jakarta Bird Land ini bersih dan nyaman banget, bun.

Last but not least, jangan lewatin Free Fly Bird Show dari tribunnya ya, bun. Bisa lihat beberapa jenis burung yang besar terbang mendekat. 

Seru banget, kan!!

Thank youu @jakartabirdland

#RulaRekomen #RulaReview #JakartaBirdLand #Ancol  #AncolTamanImpian #TempatRekreasi #Keluarga #Rekreasi #Wisata
ME TIME DI EVERGREEN SALON SENOPATI Annyeong... ME TIME DI EVERGREEN SALON SENOPATI

Annyeong...

Kapan terakhir Me Time di salon? 

Kalo saya udah lama banget. Makanya pas Minggu lalu ada waktu luang, sempet sempetin deh Me Time sejenak di @evergreensalon.id cabang Senopati. 

Oh iya, #EverGreenSalon cabang Senopati ini sekarang pindah ke Jl. Suren II No. 1 ya, bun. 

Tempatnya luas, bersih dan nyaman banget. Pilihan treatmentnya banyak dan ada promo paket treatmentnya juga. 

Udah gitu ada ruangan khusus hijabers, jadi aman deh kalo mau buka bukaan pas treatment.

Terapisnya udah berpengalaman dan ramah. Pijetannya mantul 👍🏻.

Thank youu @evergreensalon.id 💙💙💙

#RulaReview #RulaRekomen #MeTime #Salon
LANGIT SENJA KALA ITU #Langit #Senja #Sky #SkyLov LANGIT SENJA KALA ITU

#Langit #Senja #Sky #SkyLover #LangitSenja #Awan
BOLU KUKUS NUSA RASA SEKARANG ADA DI DEPOK Annyeo BOLU KUKUS NUSA RASA SEKARANG ADA DI DEPOK

Annyeong...

Jadi, kemarin saya datang ke Grand Openingnya @bolunusarasa.id cabang Depok.

Tepatnya di Jl. Margonda Raya RT 03, RW 04, Pondok Cina - Depok. (Patokannya samping Bittersweet by Najla)

Bolu Kukus Nusa Rasa ini banyak pilihan Varian rasanya: 
🥧 Pandan Ketan
🥧 Vanilla
🥧 Black Forrest
🥧 Talas
🥧 Original
🥧 Chocoreo

Oh iya, lagi ada Promo Grand Opening juga ya.  Per boxnya cuma 25K loh, bun.

Dan ada varian barunya juga, Dessert Cup. 

Yang saya cobain ini Varian terbarunya #BoluKukusNusaRasa yaitu Chocoreo. Bolunya lembut banget, rekomen banget deh 👍🏻

Kuy, lah pada borong di Bolu Kukus Nusa Rasa store Depok. 

#RulaReview #RulaRekomen
[FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART [FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART 4)

"Separah itu kah kondisi aku, Jun?" tanya suara diseberang.

"I can't tell you now. But to be honest, Astrocytoma grade three ini gak bisa dianggap remeh, Nis. Ditambah belakangan ini another symptoms mulai bermunculan, kan? So, I need to know this astrocytoma progress." sebisa mungkin Arjuna menjelaskan tanpa harus membuat Nisa semakin panik. Meskipun sebenarnya lelaki berkacamata ini mulai sedikit cemas akan kondisi Nisa. Dan berharap dugaannya melenceng.

Hening seketika memenuhi sambungan nirkabel tersebut.

"Jam 10 kita ketemu di ruang tunggu MRI, ya. Sekarang aku mau visit pasiennya Bang Dyon dulu." Ujar Juna memecah keheningan tersebut. Yang hanya disambut oleh helaan napas panjang oleh lawan bicaranya di seberang sana.
"Nis..."
"Okey.. Okey.. Nanti aku coba bilang ke Lala untuk mampir ke RS dulu." jawab suara di sana. "Eh, she's here. Aku tutup dulu ya, Jun." lanjut Nisa lagi dan kemudian sambungan nirkabel itu terputus.
"See you, Nis" ujar Juna pelan sambil menatap layar gawainya yang menggelap.

I'm sorry that I hurt you 
It's something I must live with everyday
And all the pain I put you through 
I wish that I could take it all away 
And be the one who catches all your tears 
That's why I need you to hear...

***

"Hai, La. Masuk dulu, ya. Gue sarapan dulu." ujar Nisa setelah membukakan pintu untuk sahabatnya sejak kuliah tersebut. 

Gadis berambut ikal tersebut pun mengekori Nisa yang menuju ruang tamu bernuansa krem, kemudian duduk di sofa terdekat tanpa disuruh. Lala sudah terbiasa dengan rumah ini, karena saking seringnya dia berkunjung ke rumah satu satunya sahabat perempuan yang masih bertahan hingga kini. 

"Lo udah rapih aja. Gue kira masih di tempat tidur, lo." Ujar Lala melihat penampilan Nisa yang sudah rapi pagi ini.

"Lo mau minum dulu, gak? Atau mau makan? Udah sarapan belom, lo?" Nisa tak merespon ucapan Lala tadi. Malah menghujaninya dengan pertanyaan yang terdengar seperti basa basi.

"Udah sarapan, dan gak aus." jawab gadis itu singkat. "Lo aneh deh, Nis" imbuhnya lagi. 
~~~

Lala mulai curiga, gaes...

#TulisanRula #CeritaNisaJuna #NisaJuna #Fiksi #FlashFiction

© 2019–2023 · Perspektif Rula by Belle Design Studio