• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Rindu Senja

March 30, 2020 by Nurul Aria 26 Comments

Senja mengajarkanku bahwa mentari selalu berganti dengan rembulan.
Senja juga yang mengingatkanku bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini.

“Ran, makan yuk! Mumpung masih anget makanannya. Gak enak kalo udah dingin.” Bagas memanggil Rania yang sejak tadi terdiam di depan jendela apartemennya. Memandang keluar dengan tatapan kosong. Entah apa yang dipikirkannya saat ini.


“Ran..” ditepuknya pundak wanita terkasihnya itu pelan. Rania terkesiap, tersadar dari lamunannya.
“Gas, maaf. Aku melamun lagi, ya?” Rania berbalik menghadap lelaki bertubuh tegap itu.


“Kangen Senja, ya?” Rania mengangguk, mengiyakan pertanyaan Bagas. Dipeluknya Rania.
“Aku juga sering kangen Senja, tapi yang bisa kita lakukan hanya berdoa untuk Senja, Ran.” Ditatapnya Rania yang mulai menangis di pelukannya.


“Senja udah bahagia di Surga, Ran. Udah gak sakit lagi. Dan Senja pasti gak mau lihat mamanya bersedih terus seperti ini. Senja pasti mau mamanya kuat, bahagia. Aku tahu kamu bisa, Ran” Bagas mengeratkan pelukannya. Memberikan kekuatan pada Rania yang masih rapuh sejak kepergian anak semata wayang mereka setahun lalu.

“Kita bisa, Ran” ucapnya lirih.

***


“Mama…” seorang gadis kecil dengan gaun putih berlari menghampiri Rania dengan ceria. Dengan segera Rania belutut dan meyambut hangat malaikat kecilnya itu.

“Sayaaaang Mama…”ujar gadis kecil itu sambil berlompat ke pelukan Rania.

“Mama juga sayaaang Senja” diciumnya kepala gadis kecilnya dengan sayang. Hingga tak terasa kedua pipinya sudah basah dengan air mata.

“Mama kenapa nangis?” Senja mendongak, tangannya menyentuh pipi kanan mamanya yang basah. Mencoba menghapus jejak air mata di sana.
Rania hanya bisa terdiam sambil menatap lekat lekat wajah peri kecil di hadapannya itu.

“Mama jangan sedih lagi, ya.” Ujar anak semata wayangnya.

“Mama rindu, Senja” Rania memeluk Senja lagi. Tak sanggup membendung rasa rindu di hatinya yang teramat sangat.

“Senja juga rindu Mama, rindu Papa juga” senyumnya merekah di wajah mungilnya.

“Senja mau Mama dan Papa bahagia. Karena Senja juga bahagia di sini, Ma.”
“Janji ya, Ma”

“Mama janji, mama akan bahagia, sayang” Rania mengangguk, mengiyakan permintaan Senja.

“Senja pamit ya, Ma. Senja harap kita bisa berkumpul lagi di sini” perlahan Senja melepaskan pelukan Mamanya.

“Senja sayang Mama” ujar Senja sambil melangkah mundur meninggalkan Rania yang masih berusaha menggenggam jemari gadis kecilnya. Hingga akhirnya terlepas dan Senja menghilang di balik cahaya berkilau di hadapannya.

“SENJAAA”.. Rania terbangun dari tidurnya dengan air mata yang mengalir deras di kedua pipinya.
“Mama janji akan bahagia, sayang.”

***


Sore ini matahari masih bersinar dengan cerahnya. Langit pun masih terhias gumpalan kapas putih berbagai bentuk menggemaskan.

Bagas memandangi batu nisan yang mengukirkan nama Senja di hadapannya. Ada rasa hangat mengalir di kedua pipinya. Diusapnya batu nisan berwarna hitam tersebut dengan tangan kanannya, seraya melafazkan doa dalam hati untuk putri tersayangnya.

“Senja, maafkan Papa yang baru bisa jenguk kamu lagi ya, Nak.” Ujar Bagas lirih. “Dan maafkan Papa yang masih datang sendiri, tidak bersama Mamamu, Nak. Karena ternyata Mama masih butuh waktu untuk mengikhlaskanmu, sayang.” Dikecupnya batu nisan tersebut.

“Terima kasih sudah pernah hadir dalam hidup Mama dan Papa ya, sayang. Meskipun hanya sebentar, tapi Papa bangga pernah menjadi papanya Senja.”

“Senja mengajarkan Papa banyak hal, Nak. Senja yang kuat dan selalu ceria meskipun tidak bisa bebas bermain seperti anak lain seusiamu karena harus terbaring di rumah sakit. Senja juga yang selalu bilang ‘Senja baik baik aja, Pa’, padahal Papa tahu kamu sedang berjuang menahan sakit di sekujur tubuh mungilmu.” Bagas terdiam. Tak kuasa menahan bendungan di kedua matanya ketika kenangan akan putrinya yang baru berusia 5 tahun berjuang dengan Leukimianya terputar lagi dalam benaknya.

“Maafkan Papa, Nak.” Kepalanya tertunduk dalam. Semua yang mengganjal dalam hatinya seakan berlomba lomba untuk keluar saat ini.

Sudah cukup lama Bagas memendam semuanya sendiri. Iya, Bagas tidak ingin Rania mengetahui sisi terlemahnya saat ini. Ia tetap ingin menjadi suami yang kuat dan tegar di mata Rania. Tapi sepertinya ia sudah mencapai batasnya.

“Bagas..” Bagas terkesiap, menengadahkan wajahnya mencari sumber suara yang memanggilnya. Suara yang sangat akrab di telinganya selama 7 tahun ini.

Rania, istri tercinta, yang juga Mamanya Senja kini ada di hadapannya. Melihatnya rapuh, ringkih di depan pusara anak mereka.

Bagas terdiam. Lama.


Rania menghampiri Bagas yang masih bergeming di sisi kanan pusara Senja. Dipandanginya wajah lelaki terkasihnya itu. Wajah lelah dan sedih yang hampir tak pernah diperlihatkan saat bersama Rania kini terpampang nyata di hadapannya. Bagas yang biasanya kuat dan tegar, kini rapuh di hadapan pusara Senja.


“Maafin aku ya, Gas. Selama ini aku berpikir hanya duniaku yang runtuh sejak kepergian Senja. Aku gak berpikir kalo duniamu pun ikut runtuh. Maaf karena aku hanya memikirkan diriku sendiri, Gas” ujar Rania lirih sambil bersandar pada bahu kiri Bagas. Yang disambut oleh tangan kiri Bagas, membawanya lebih dalam ke pelukan Bagas. Tangis Rania pun pecah seketika.

Terputar kembali kenangan setahun ke belakang. Ketika Bagas yang selalu di sisinya, menopang tubuh Rania yang kehabisan tenaga setelah dokter menyatakan anak semata wayang mereka sudah tidak bernyawa lagi. Bagas yang dengan tegar ikut menguburkan jasad putri kecilnya. Bagas yang selalu berusaha menghibur Rania, menguatkan Rania yang terlalu larut dalam kesedihannya.


“Maafin aku, Gas.”
“Maafin Mama, Senja” Rania menatap Nisan batu yang bertuliskan nama malaikat kecilnya. Rania pun tak mampu berkata-kata lagi, selain lafadz doa yang tak henti terucap dalam hatinya.


Serupa dengan Rania, Bagas terdiam memandang gundukan tanah bertabur kelopak bunga yang ia sebarkan saat awal datang tadi. Hatinya masih mengucap doa untuk putri kecilnya.


Matahari semakin mendekati cakrawala.


Perlahan Bagas bangkit berdiri. Kemudian mengulurkan kedua tangannya hendak membantu Rania berdiri.


“Sebentar.” Ujar Rania sambil membuka tasnya, mencari sesuatu di dalamnya.
“Aku hampir lupa. Sebenarnya aku ke sini mau kasih tau ke Senja dan kamu sekalian.” Rania mengeluarkan selembar kertas berlatar hitam dengan siluet putih.


“Ran, ini…” Bagas memandang Rania dengan keterkejutan sekaligus bahagia ketika melihat lembaran yang dipegang Rania.


Rania menggangguk seraya menyerahkan lembar hasil USG yang menunjukkan adanya kehidupan baru dalam rahim Rania itu pada Bagas yang masih terkejut.


“Doa Senja terkabul, Nak. Senja akan punya adik.” Rania menatap pusara Senja. Teringat olehnya, saat sebelum kritis, Senja pernah meminta adik pada Rania dan Bagas untuk menjadi teman bermainnya. Namun, belum sempat keinginannya terwujud, Senja sudah lebih dulu meninggalkan mereka.


“Ran, ini beneran?”Bagas masih mencerna kejutan dari wanita tersayangnya tersebut.
“Iya, Gas” jawaban Rania disambut pelukan hangat oleh Bagas.

Rasa syukur yang teramat sangat membuat keduanya tak mampu menahan bendungan di pelupuk mata mereka. Kerinduan mereka akan Senja mungkin akan segera terobati dengan hadirnya makhluk mungil yang kini bersemayam dalam perut Rania. Meskipun tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi Senja di hati keduanya. Tapi mereka percaya Tuhan tidak ingin Bagas dan Rania berlama lama dalam kekalutan mereka akan kehilangan Senja. Atau mungkin justru Senja yang meminta pada Tuhan untuk memberikan kejutan ini?


“Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Senja”


Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Comments

  1. mifta kharimah says

    April 4, 2020 at 19:17

    kapan terbitnya mom di gramedia bukunya? hehehe
    cerita senja yg manis.. :’)

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 06:27

      Waahh doakan saja.. tapi masih kurang ini kalo mau dijadiin buku huhu

      Reply
  2. Mellisa says

    April 5, 2020 at 05:27

    Seru bgt ceritanya. Jd inget novel Critical Eleven, si ibu juga butuh waktu mengikhlaskan anaknya yg meninggal dan akhirnya bisa ikhlas dan punya adik untuk anaknya yg pertama.

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 06:26

      Kok aku lupa ya.. emang di Critical Eleven dia punya anak lg ya? Haha. Musti baca lagi nihh

      Reply
      • Winda says

        April 5, 2020 at 21:50

        Aq jg nginget2 d CE emankny ampe ada crta hamil lagi ya?🤣

        Reply
        • Nurul Aria says

          April 7, 2020 at 09:58

          Nahkan.. haha

          Reply
  3. Arri Widi says

    April 5, 2020 at 05:38

    Nangis baca ini aku…
    Oh ya aku juga udah baca di IG nya mam, tapi ini beneran fiksi aja khan?

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 06:25

      Hihi. Iya ini fiksi kok mom..

      Reply
  4. Nurul says

    April 5, 2020 at 08:23

    Aku berasa ada di dalam ceritanya saking menghayatinya ❤ suka bngt ka ceritanya ..

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 18:53

      Terima kasihh

      Reply
  5. Tina says

    April 5, 2020 at 08:53

    Awalnya sedih tapi berujung bahagia. 🙂
    Semangat mom terus berlatih nulis..

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 18:53

      Semangatt💪🏻💪🏻. Terima kasih mom

      Reply
  6. Tina says

    April 5, 2020 at 15:08

    Mom, ini based on true story apa nggak sih? Kayanya kamu menghayati banget nulis cerita ini..

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 18:56

      Gak juga sih mom.. tapi emang ada sih tetangga yg anak pertamanya udah meninggal dan belum lama melahirkan anak kedua. Tp aku cuma tau begitu doang. Hehe.

      Reply
  7. Alfa says

    April 5, 2020 at 18:25

    Yah aku sedih donk bacanya..
    Ceritanya bagus deh mam..

    Aku nunggu tulisanmu lagi ya mam..

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 5, 2020 at 18:56

      Maaf yaa bikin sedihh.. makasih udah baca mom😘😘

      Reply
  8. Riesranty says

    April 5, 2020 at 20:03

    Semoga Senja semakin bahagia dengan akan hadirnya sosok adik yang ia pernah minta. Boleh kunamai ia Arunika? Malaikat kecil yang lahir saat matahari menyapa. Semangat baru bagi Bagas & Rania 🙂

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 7, 2020 at 09:59

      Wahh.. terima kasih mom rantyy😍😍😍

      Dulu sempet mau pake aruna atau aruni jugaa..

      Reply
  9. Winda says

    April 5, 2020 at 21:51

    Keikhlasan memberikan kehidupan baru.. oh senjaa knpa drmu pergi scpat iti ..padahal ku bru mengenalmu😍

    Lagii donk mbaa… tp bkin yg comedy.. hihihi *rikues

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 7, 2020 at 09:57

      Ahsyedapp.. makasih umi..

      Belom pernah bikin komedii🙈🙈

      Reply
  10. dhestiana says

    April 5, 2020 at 22:25

    Aku suka bgt cerita fiksi. Dulu aku juga suka buat dan temen² suka.

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 7, 2020 at 09:57

      Keren! Lanjutkan mom

      Reply
  11. momul says

    April 7, 2020 at 06:43

    mom rula hobinya nulis ya… dulu sekolah jurusan apa mom? sastra bahasa ya?

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 7, 2020 at 09:56

      Hihi iya emang hobi nulis. Kuliahnya di Fisioterapi,momul.. ga nyambung yaa🙈🙈

      Reply
  12. Avrin says

    April 10, 2020 at 11:38

    Mom Rulaaa aku nangis doong… Keren kamu.. Semoga bisa lekas dikemas jadi novel yaa Aamiin

    Sedih, terharu, berasa ada dalam ceritanya 😭
    Semangat berkarya yaa mama Adhis 😘😘

    Reply
    • Nurul Aria says

      April 14, 2020 at 23:45

      Makasihh mom avrinnn😘😘

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Koplo Superstar

KOPLO SUPERSTAR, AJANG PENCARIAN BAKAT TERBARU DI ANTV

Aku Titipkan Cinta

KESERUAN MELIHAT PROSES SHOOTING SINETRON TITIPKAN AKU CINTA

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

[FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART [FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART 5)

"Udah sarapan, dan gak aus." jawab gadis itu singkat. "Lo aneh deh, Nis" imbuhnya lagi. 

"Perasaan lo aja kali. Hehe." Nisa berusaha untuk bersikap biasa saja. Namun sepertinya itu tak akan berhasil jika berhadapan dengan sahabatnya ini. 

"Lo kan, gak bisa ngumpetin sesuatu dari gue. Hayo ngaku, kenapa lo?" Lala berdiri menghampiri Nisa yg berada di ruang makan itu. Yang ditanya malah tertunduk, diam.

"Rencana lo hari ini mau kemana aja, deh?" akhirnya gadis berhijab hitam itu bersuara juga setelah cukup lama terdiam.

"Cari bahan buat seragam, sih yg utama. Terus paling ngurusin undangan, sama nyari barang buat seserahan. Tapi itu entar sama Ken juga, jadi sorean paling nunggu dia pulang kerja." jelas Lala singkat. "Kenapa emang?" tanyanya sambil mencomot roti bakar di meja makan. "Minta ya, Nis. Terlihat menggiurkan. Hehe" imbuhnya lagi ketika melihat sahabatnya itu mendelik melihat tingkah lakunya.

"Pagi ini temenin gue ke RS dulu bisa berarti, ya?" ujar Nisa terdengar santai. Tidak dengan hati dan pikirannya yg agak panik menanti reaksi sahabatnya akan permintaannya ini.

"Ngapain?" ditatapnya Nisa dengan seksama.
"Honestly, gue lupa kalo ada janji nemenin lo hari ini. Sedangkan gue udah terlanjur appointment sama dokter pagi ini." Jawab Nisa dengan lesu. Ada rasa bersalah di sana.

"Ya ampun, Nis. Gue kira ada apaan." Lala kemudian bangkit untuk mengambil gelas di kitchen set. Kemudian mengisinya dengan air dari dispenser dan meminumnya. Haus dia ternyata. "Santai aja, sih. Eh tapi lo ngapain ke dokter? Lagi sakit, lo? Kok gak bilang gue. Biar gue cancel aja kalo lo lagi sakit." 

"Check up aja, sih. Lo tau sendiri Kak Mitha gimana, kan" masih dengan nada yang dibuat santai. Gadis berambut ikal itu hanya mengangguk angguk sambil menaruh gelas di meja dan mendekati Nisa lagi.

"Tadi bilangnya udah kenyang. Masih aja sarapan gue diembat." cibir Nisa melihat sahabatnya yg mengambil roti bakar di piring untuk kesekian kalinya. 

"Hehe... Lo tau sendiri gue lemah kalo sama makanan" ujar Lala kemudian melanjutkan kunyahannya.
~~

Ngakunya Chek-up aja gaes.

#TulisanRula #NisaJuna #CeritaNisaJuna #Fiksi
HOW I SPEND MY WEEKEND IN JAKARTA BIRD LAND Annye HOW I SPEND MY WEEKEND IN JAKARTA BIRD LAND

Annyeong...

Jadi weekend kemarin saya berkunjung ke Wahana terbaru di @ancoltamanimpian yaitu Jakarta Bird Land. 

Yes, akhirnya bisa ke sini juga. 

Di Jakarta Bird Land ini terdapat sekitar 600an jenis burung dari berbagai willayah di Indonesia dan Mancanegara, loh. 

Ada beberapa Zona.

Seperti Macaw Zone, di area ini kita bisa berinteraksi langsung bahkan bisa foto bareng juga dengan burung berjenis Macaw. Yang foto bareng saya ini namanya Janu.

Ada juga Cockatoo Zone, di sini saya lihat ada Merak Putih.

Di area Atas banyak kumpulan Jalak Bali bebas terbang. 

Dan, meski banyak burung terbang bebas pun berkeliaran, area di Jakarta Bird Land ini bersih dan nyaman banget, bun.

Last but not least, jangan lewatin Free Fly Bird Show dari tribunnya ya, bun. Bisa lihat beberapa jenis burung yang besar terbang mendekat. 

Seru banget, kan!!

Thank youu @jakartabirdland

#RulaRekomen #RulaReview #JakartaBirdLand #Ancol  #AncolTamanImpian #TempatRekreasi #Keluarga #Rekreasi #Wisata
ME TIME DI EVERGREEN SALON SENOPATI Annyeong... ME TIME DI EVERGREEN SALON SENOPATI

Annyeong...

Kapan terakhir Me Time di salon? 

Kalo saya udah lama banget. Makanya pas Minggu lalu ada waktu luang, sempet sempetin deh Me Time sejenak di @evergreensalon.id cabang Senopati. 

Oh iya, #EverGreenSalon cabang Senopati ini sekarang pindah ke Jl. Suren II No. 1 ya, bun. 

Tempatnya luas, bersih dan nyaman banget. Pilihan treatmentnya banyak dan ada promo paket treatmentnya juga. 

Udah gitu ada ruangan khusus hijabers, jadi aman deh kalo mau buka bukaan pas treatment.

Terapisnya udah berpengalaman dan ramah. Pijetannya mantul 👍🏻.

Thank youu @evergreensalon.id 💙💙💙

#RulaReview #RulaRekomen #MeTime #Salon
LANGIT SENJA KALA ITU #Langit #Senja #Sky #SkyLov LANGIT SENJA KALA ITU

#Langit #Senja #Sky #SkyLover #LangitSenja #Awan
BOLU KUKUS NUSA RASA SEKARANG ADA DI DEPOK Annyeo BOLU KUKUS NUSA RASA SEKARANG ADA DI DEPOK

Annyeong...

Jadi, kemarin saya datang ke Grand Openingnya @bolunusarasa.id cabang Depok.

Tepatnya di Jl. Margonda Raya RT 03, RW 04, Pondok Cina - Depok. (Patokannya samping Bittersweet by Najla)

Bolu Kukus Nusa Rasa ini banyak pilihan Varian rasanya: 
🥧 Pandan Ketan
🥧 Vanilla
🥧 Black Forrest
🥧 Talas
🥧 Original
🥧 Chocoreo

Oh iya, lagi ada Promo Grand Opening juga ya.  Per boxnya cuma 25K loh, bun.

Dan ada varian barunya juga, Dessert Cup. 

Yang saya cobain ini Varian terbarunya #BoluKukusNusaRasa yaitu Chocoreo. Bolunya lembut banget, rekomen banget deh 👍🏻

Kuy, lah pada borong di Bolu Kukus Nusa Rasa store Depok. 

#RulaReview #RulaRekomen
[FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART [FICTION] 5. THE REASON (TO START OVER NEW) (PART 4)

"Separah itu kah kondisi aku, Jun?" tanya suara diseberang.

"I can't tell you now. But to be honest, Astrocytoma grade three ini gak bisa dianggap remeh, Nis. Ditambah belakangan ini another symptoms mulai bermunculan, kan? So, I need to know this astrocytoma progress." sebisa mungkin Arjuna menjelaskan tanpa harus membuat Nisa semakin panik. Meskipun sebenarnya lelaki berkacamata ini mulai sedikit cemas akan kondisi Nisa. Dan berharap dugaannya melenceng.

Hening seketika memenuhi sambungan nirkabel tersebut.

"Jam 10 kita ketemu di ruang tunggu MRI, ya. Sekarang aku mau visit pasiennya Bang Dyon dulu." Ujar Juna memecah keheningan tersebut. Yang hanya disambut oleh helaan napas panjang oleh lawan bicaranya di seberang sana.
"Nis..."
"Okey.. Okey.. Nanti aku coba bilang ke Lala untuk mampir ke RS dulu." jawab suara di sana. "Eh, she's here. Aku tutup dulu ya, Jun." lanjut Nisa lagi dan kemudian sambungan nirkabel itu terputus.
"See you, Nis" ujar Juna pelan sambil menatap layar gawainya yang menggelap.

I'm sorry that I hurt you 
It's something I must live with everyday
And all the pain I put you through 
I wish that I could take it all away 
And be the one who catches all your tears 
That's why I need you to hear...

***

"Hai, La. Masuk dulu, ya. Gue sarapan dulu." ujar Nisa setelah membukakan pintu untuk sahabatnya sejak kuliah tersebut. 

Gadis berambut ikal tersebut pun mengekori Nisa yang menuju ruang tamu bernuansa krem, kemudian duduk di sofa terdekat tanpa disuruh. Lala sudah terbiasa dengan rumah ini, karena saking seringnya dia berkunjung ke rumah satu satunya sahabat perempuan yang masih bertahan hingga kini. 

"Lo udah rapih aja. Gue kira masih di tempat tidur, lo." Ujar Lala melihat penampilan Nisa yang sudah rapi pagi ini.

"Lo mau minum dulu, gak? Atau mau makan? Udah sarapan belom, lo?" Nisa tak merespon ucapan Lala tadi. Malah menghujaninya dengan pertanyaan yang terdengar seperti basa basi.

"Udah sarapan, dan gak aus." jawab gadis itu singkat. "Lo aneh deh, Nis" imbuhnya lagi. 
~~~

Lala mulai curiga, gaes...

#TulisanRula #CeritaNisaJuna #NisaJuna #Fiksi #FlashFiction

© 2019–2023 · Perspektif Rula by Belle Design Studio