• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
Perspektif Rula

Perspektif Rula

Believe what you see

  • Home
  • About
  • Reviews
    • Books
    • Events
    • Movies
    • Products
  • Flash Fictions
  • Blog
  • Contact

Sambungan Hati Jarak Jauh

January 18, 2013 by Nurul Aria Leave a Comment

“Non Rani dari mana aja, toh?” ujar
wanita paruh baya yang membukakan pintu rumahnya. Ada kekhawatiran terpancar
dari wajahnya.
“Nggak dari mana-mana kok mbok.
Ada apa memangnya?” Rani menatap heran pada Mbok Minah yang telah mengabdi
puluhan tahun di keluarganya itu.
“Engg.. anu non.. Sejak tadi pak
Ferdi telepon terus nanyain non Rani sudah pulang atau belum. Tadi juga sempat
ke sini nyariin non Rani.”
“Oh.. ponsel saya memang mati
mbok, jadi memang tidak bisa di hubungi”
“Oh, iya mbok Minah.. Hari ini
saya sangat lelah. Saya ingin langsung istirahat saja. Kalau ada yang telepon
nyariin saya bilang saja saya sudah tidur ya mbok.” Ujar Rani sebelum memasuki
kamarnya.
“Baik, non” Mbok Minah pun
berbalik meninggalkan Rani sendirian di kamarnya.
Setelah menutup kembali pintu
kamarnya, Rani kemudian menghempaskan tubuhnya di atas kasur beralaskan seprai
dan bed cover berwarna biru langit, warna kesukaannya itu. Sejenak ia coba
memejamkan kedua matanya. Terngiang percakapannya dengan bu Susi sore tadi saat
ia mengunjungi Panti Asuhan.
“Badannya panas sejak kemarin. Tapi sudah ibu beri obat penurun panas, sekarang
dia sedang tidur dikamarnya.” Ujar bu Susi ketika Rani menanyakan dimana
Nisrina, karena ia tidak melihat anak tersebut di ruang bermain panti asuhan.
“Sudah di periksa ke dokter bu?” tanya Rani cemas. Yang hanya di jawab
dengan gelengan kepala oleh bu Susi. Rani mengerti, memang ada keterbatasan di
panti tersebut.
“Kita bawa saja Nisrina ke klinik terdekat sekarang bu” Rani mencoba
menawarkan bantuannya.
“Tidak usah nak Rani. Mudah-mudahan panasnya akan turun malam ini.” Bu
Susi mencoba menenangkan Rani.
“Tapi bu…”ujar Rani cemas.
“Nanti, kalau memang panasnya tidak turun juga baru kita bawa ke
dokter”
***
Rani berdiri dalam ruangan yang
semua interiornya berwarna putih. Bau khlorin khas rumah sakit tercium dari
hidungnya. Di lihatnya seorang wanita paruh baya yang sudah ia hapal betul
bentuk wajahnya.
“Ibu sedang apa di sini?” tanya
Rani heran melihat bu Susi terdiam menunduk dan bersandar pada tembok putih
koridor rumah sakit itu.
Bu Susi mengangkat wajahnya,
kemudian menoleh ke arah kiri dari tempat Rani berdiri. Rani mengikuti arah
pandang bu Susi yang ternyata adalah kamar tempat pasien anak-anak dirawat. Entah
apa yang membuat Rani melangkahkan kedua kakinya menuju kamar tersebut. Dilihatnya
seorang anak bertubuh gempal berbaring di salah satu tempat tidur di dalam
kamar itu. Setengah berlari Rani menghampiri anak kecil yang ternyata adalah
Nisrina, anaknya.
Matanya terpejam, bibirnya
terlihat pucat. Meskipun demikian, bibir pucat tersebut membentuk senyuman.
Jemari tangan kanan Rani membelai pipi montoknya. Dingin.
“Sayang, ini Bunda datang. Kamu
buka dong matanya” ujar Rani setengah berbisik. Tubuh gempal dihadapannya tidak
bereaksi sama sekali.
“Nis..” Rani mencoba mengguncang
kedua bahu anaknya itu. Tetap tidak ada reaksi.
Di tatapnya Bu Susi, sudah berada
di sampingnya kini. Wanita paruh baya tersebut hanya menggeleng perlahan
kemudian menunduk.
“Nggak… Nggak mungkin..” Rani
masih berusaha mengguncang kedua bahu Nisrina. Aliran hangat pun mengalir di
kedua pipinya. Dan bibirnya pun tak berhenti meneriakkan nama anak perempuan
yang belum lama ini dipertemukan kembali dengannya.
“Jangan tinggalin Bunda, sayang..
Maafin bunda… Bunda sayang Nisrina…”
……
***
“Selamat pagi bu Susi” sapa Rani pada
wanita yang masih terlihat cantik ini.
“Loh, nak Rani, selamat pagi. Ada
apa ini pagi-pagi sudah mengunjungi Panti, tumben.” Senyum khas bu Susi tidak
pernah lepas dari wajahnya.
“Hanya ingin melihat keadaan
Nisrina bu, apa panasnya sudah turun?” Rani langsung ke tujuan utamanya datang
ke Panti pagi itu. Perasaannya tidak tenang setiap mengingat mimpinya semalam. Kemudian
rani menceritakan perihal mimpi buruknya semalam pada bu Susi.
“….”
“Saya hanya khawatir dengan
keadaan Nisrina, Bu?” ujar Rani menjelaskan.
“Nak Rani sepertinya mempunyai
sambungan hati jarak jauh dengan Nisrina. Semacam ikatan batin antara Ibu
dengan anaknya.” Ujar bu Susi.
“Memang, suhu tubuh Nisrina mencapai
tiga puluh sembilan derajat semalam. Dia juga mengigau, sepertinya memanggil
nama nak Rani. Tapi tidak terdengar jelas.” bu Susi kemudian. “Tapi, pagi ini sudah kembali
normal kok. Sejak semalam sudah di kompres dan di beri obat penurun panas.” lanjut bu Susi menenangkan Rani.
Dihampirinya gadis kecilnya itu
yang masih terbaring di atas tempat tidur. Seakan mengetahui kedatangan Rani,
gadis itu membuka matanya kemudian tersenyum bahagia melihat Rani yang langsung
memeluknya.
“Bunda sayang Nisrina” bisik
Rani dalam pelukannya.

Cerita sebelumnya : Cuti Sakit Hati

Hari ke-5 #13hariNgeblogFF 

Tweet
Pin
Share
0 Shares

About Nurul Aria

A(+) · Ibu 1 Anak · Penyuka Lukisan Alam · Bookworm · Virgo · Crochet & Knitt-er · My Last Book: Menikahimu Itu Pilihanku

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

Yuk subscribe sekarang untuk dapat kabar terbaru dan ulasan terbaru dari saya mengenai buku, event dan film. Janji gak bakal spam, kok! 😄

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Ulasan Terbaru di Perspektif Rula

Aku Titipkan Cinta

KESERUAN MELIHAT PROSES SHOOTING SINETRON TITIPKAN AKU CINTA

Rumah Wijaya X Ganara Art

HEALING TIPIS TIPIS DI RELAUNCH RUMAH WIJAYA X GANARA ART SPACE

Revu

KEMUDAHAN MENJADI REVIEWER DI REVU INDONESIA

Scarlett Brightening Shower Scrub

MANDI MEWAH DENGAN VARIAN TERBARU SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB: CHARMING, FRESHY, JOLLY

CICA Acne Care

ATASI JERAWAT MEMBANDEL DENGAN N’PURE CICA SERIES ACNE CARE

BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON Annyeong Y BERKUNJUNG KE LOKASI SHOOTING SINETRON

Annyeong Yeorobun...

Siapa nih, di sini yang masih suka nonton sinetron di layar kaca?

Meskipun sekarang lagi demam K-Drama ataupun Western Series, tapi sinetron Indonesia tetap banyak peminatnya, loh.

Dan Minggu lalu, saya baru aja berkunjung ke lokasi shooting sinetron terbaru di @antv_official yang berjudul Aku Titipkan Cinta. Cerita lengkap tentang keseruan saya dan berapa blogger lain saat melihat proses shooting sinetron Aku Titipkan Cinta ini sudah saya posting di www.perspektifrula.com, yaa (link ada di bio).

Oh iya, sinetron yang dibintangi pasutri yang selalu tampil mesra ini juga bisa dilihat via Live Streaming di TikToknya @antv_official ,loh! 

So, yang penasaran mau lihat @citraciki dan @thereal_rezkyadhitya main sinetron bareng jangan lupa nonton di ANTV setiap hari pukul 17.00-19.00 ya, bun. 😉

Ps: sutradara Sinetron Aku Titipkan Cinta ini @sondang.pratama , loh ternyata 

#AkuTitipkanCintaAntv #SinetronKeren #ANTVLebihBerwarna
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 5)

“Nis…” Panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

Dialihkannya lensa berwarna kecokelatan itu menatap lelaki berkacamata di hadapannya ini. 

“Pertama. Sebagai lelaki, jujur aku emang lega banget pas tahu kalo kamu gak ada hubungan spesial dengan Bang Dyon. And I feel like, aku masih punya kesempatan buat deketin kamu lagi.” ucap Juna langsung pada intinya, yang tanpa sadar menghadirkan semburat merah di kedua pipi Nisa. 

“Yang kedua…" ada jeda di saat lelaki itu membenarkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan, "Sebagai dokter, aku akan bersikap profesional dan aku akan fokus cari solusi perawatan terbaik untuk penyakit kamu ini.” tambahnya lagi. “So, aku harap kamu bisa kooperatif selama prosesnya nanti.” suasana yang sudah mencair, kembali kaku lagi.

“Kamu yakin aku bisa sembuh, Jun?” Nisa mempertanyakan penjelasan Juna barusan. Yang ia perhatikan, lelaki dari masa lalunya ini masih bergeming.

“I’ll try my best, Nis.” Jawab Juna mencoba untuk meyakinkan pujaan hatinya tersebut. “Namun, mungkin prosesnya nanti gak bisa dibilang mudah juga ya, Nis.” lanjut Juna lagi. 

Kemudian lelaki yang memiliki rahang tegas ini menjelaskan rencana terapi yang sudah dia siapkan untuk Nisa. Siluet yang semakin terlihat tegas kala lelaki itu dalam mode serius semakin terpampang nyata di hadapan Nisa. 

Hingga…

"Can I ask something?" Nisa menginterupsi lelaki berlesung pipit di hadapannya yang langsung menatapnya sambil berkata…

"About?"

"Untuk terapinya, kira kira bisa ditunda dulu gak ya, Jun?" Ada ragu yang tersirat.

"Boleh aku tanya kenapa?" Tatapan heran yang Nisa lihat kini. 

"As you know, Ken dan Lala akan nikah less than three months from now. And both of us, terutama gue bakal sibuk banget dampingin Lala as her bridesmaid." Nisa menjeda sesaat untuk menarik napasnya agak dalam. Ada rasa tak nyaman yang seketika muncul di area leher belakangnya.

"And honestly, she doesn't know about all of this" lanjutnya.
~~~

Gimana menurut kalian, bun?

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED] W MENGAWALI BULAN JULI DENGAN GIVEAWAY!! [CLOSED]

Welcome to July, Yeorobunn!

Gak berasa ya, udah masuk ke pertengahan tahun 2022 aja. 

Dan di awal bulan Juli ini saya mau bagi bagi hadiah, ah.

Ada total hadiah 7pcs Rendang Chips untuk 7 orang pemenang dari @laukkriuk.gll , loh!

How to win?
1. Follow @rulachubby dan @laukkriuk.gll
2. Jawab pertanyaan berikut di kolom komen: "Apa yang pertama terlintas di benak kamu kalau dengar kata RENDANG CHIPS ?". Cukup jawab 1 kali aja. Jangan lupa ajak 3 orang teman kamu untuk ikutan Giveaway ini, ya!
3. Share postingan ini di IG Story kamu. Tag @rulachubby dan @laukkriuk.gll , yaa.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 1 Juli 2022 - 4 Juli 2022 jam 18.00.
5. Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 4 Juli 2022 jam 21.00 yaa, bun!

GOOD LUCK!!

#Giveaway #RendangChips #RulaGiveaway #RulaRekomen
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 4)

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

"Dokter Edo ngomong gitu sama, lo?" Nisa tergelak mendengar jawaban Juna. "Mau aja lo dikerjain Bang Edo." lanjutnya lagi yang membuat Juna semakin bingung dengan reaksi Nisa yang terlihat santai dalam menyebut kakak sepupunya itu

"Eh, tapi gak salah juga sih kalo gue jadi salah satu orang terpenting di hidupnya Bang Edo" ucap Nisa sambil tersenyum. Juna masih menatap Nisa dengan heran.

Yang ditatap hanya tertawa kecil melihat keheranan lelaki berlesung pipit itu.

"Bang Edo itu tunangannya kakak Gue, Kak Mitha. Dan emang kakak gue segitu sayangnya sama gue, apalagi pas tau penyakit gue ini." Jelas Nisa yang kemudian berubah sendu lagi saat membahas penyakitnya. Secepat itu emosinya berubah ketika teringat tujuan utama dia datang ke sini.

"Oalah... calon kakak ipar ternyata" berbalik dengan Nisa, Juna justru tersenyum bahagia. Tak bisa ia sembunyikan lagi rasa lega saat mendengar penjelasan gadis berhijab di hadapannya ini.

"Seneng banget kayaknya, Jun." ujar Nisa saat melihat Juna yang tak berhenti tersenyum sambil memamerkan lesung pipitnya itu. Keindahan yang sudah lama tidak Nisa lihat.

"Seneng karena setidaknya aku gak harus bersaing dengan kakak sepupuku sendiri" ujar Juna lirih, namun masih tertangkap pendengaran Nisa.

"Jadi sebelumnya lo nebak gue pacarnya Bang Edo gitu, ya?" yang dibalas anggukkan oleh Juna. Nisa pun tergelak lagi melihat reaksi lelaki di hadapannya ini.

Melihat Nisa bisa tertawa lepas seperti ini, membuat Juna semakin jatuh hati untuk kesekian kalinya dengan perempuan yang akan jadi pasiennya ini. Seketika Juna tersadar.

"Nis..." panggilan Juna tersebut membuat Nisa terdiam sejenak.

~~~

Cuma calon Kakak Ipar ternyata, Bun 😌😌..

#TulisanRula #NisaJuna #FlashFiction #Fiksi
안녕 친구들 Annyeong chingudeul! Udah kayak 안녕 친구들

Annyeong chingudeul!

Udah kayak Namjoon belom? #eh 

#RulaRandomThought
[FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3 [FICTION] 3. ANYONE OF US (STUPID MISTAKE) (PART 3)

"So, gimana kondisi kamu sekarang?" Juna memecah keheningan di antara mereka. "Eh, ini kita santai aja gapapa ya, Nis?"

"Jadi, kamu udah tau penyakit aku sekarang" Oke, Nisa masih belum selesai memproses semuanya. 

"Iya, aku tahu penyakit kamu. Dan ya, aku pernah handle kasus serupa. Jadi aku akan bantu kamu untuk cari solusi dari penyakit kamu ini." Ujar lelaki berkacamata ini. "Itu juga yang jadi alasan kenapa bang Dyon, maksud aku, dokter Edo konsulin pasiennya ke aku, yang ternyata itu kamu." lanjutnya lagi.

"Bang Dyon?" tanya Nisa heran mendengar nama yang asing di telinganya. 

"Dokter Edo, dokter yang selama ini periksa kamu itu adalah sepupu aku, Nis. Aku biasa panggilnya Bang Dyon. Dyonisius Edo Dharmawan." jawab Juna. "Dan dia secara khusus minta aku untuk handle kasus kamu ini." lanjutnya lagi. 'Karena kamu orang terpenting di hidupnya, Nis' yang ini hanya terucap lirih dalam hati Juna.

"I see" Nisa hanya mengangguk angguk tanda mengerti.

"Sebelum kita lanjut bahas kasus kamu, ada yang masih ingin kamu tanyain?" Juna menatap Nisa yang masih terlihat bingung.

"Atau kamu gak nyaman karena dokter yg dirujuk ternyata aku? Nanti biar aku omongin ke Dokter Edo" tanya Juna lagi karena melihat Nisa yang masih bergeming.

"Eh, bukan begitu, Jun. Aku cuma masih memproses aja cara semesta mempertemukan kita lagi." ujar Nisa "Kebetulan yang aneh aja menurutku". lanjutnya.

"A lot of surprise, ya" imbuh Juna. yang dibalas anggukan oleh gadis berhijab di hadapannya. 

"Eng, tapi aku boleh tanya sesuatu gak, Nis?" Juna tak mampu lagi menahan rasa penasaran yang sejak tadi berputar di kepalanya. 

"Tentang?" Nisa menatap lelaki berkacamata tersebut heran.

"Kalo boleh tau, hubungan kamu dengan dokter Edo selain sebagai pasien dan dokter, sepertinya kalian juga dekat." Juna mengeluarkan rasa penasarannya.

"Kenapa nanya gitu?" yang malah menimbulkan pertanyaan baru dari Nisa.

"Karena Bang Dyon bilang kamu salah satu orang terpenting di hidupnya" tersirat nada cemburu dalam ucapan Juna, yang entah disadari atau tidak oleh Nisa. 

~~~

Juna kepo dong, bun...😌😌

#TulisanRula #FlashFiction #NisaJuna #Fiksi

© 2019–2022 · Perspektif Rula by Belle Design Studio